Monday, January 14, 2019

KEPEMIMPINAN PSSI SEBAGAI AKAR MASALAH

Laporan utama (laput) Majalah TEMPO edisi terakhir (14-20 Januari 2019) menunjuk salah satu akar masalah kegagalan reformasi persepakbolaan nasional adalah PSSI. Ihwal ini sejatinya sudah bukan rahasia lagi dan, tentu saja, juga bukan hal baru. Jangankan para pakar olah raga paling populer di Indonesia dan dunia itu. Orang paling awam soal sepak bola pun dengan mudah bisa merasakan bahwa bengkalai sepak bola nasional takkan bisa lepas dari ulah PSSI dan para pengelolanya selama ini.

Ironisnya, menurut TEMPO, persepakbolaan nasional sedang mengalami kebangkitan jika ditilik dari berbagai pengakuan organisasi persepakbolaan internasional maupun regional. Yang juga merupakan fakta keras adalah betapa kuatnya dukungan rakyat Indonesia terhadap skuad nasional, dalam setiap laga dan dalam kondisi apapun. Pembelian tiket laga sepak bola, misalnya, selalu membludak. Antusiasme dan fanatisisme pendukung berbagai tim sepakbola di daerah, tak perlu dikatakan lagi.

Toh tak dapat diingkari juga bahwa persepakbolaan nasional sedang dalam kondisi mau terjun bebas, baik dar i segi kualitas maupun kemampuan dalam membawa nama baik bangsa dalam percaturan regional maupun internasional. Dan yang lebih parah, dunia sepakbola RI kini ditengarai telah menjadi salah satu wahana korupsi, selain  penyebab aksi kekerasan yang menelan korban jiwa sesama anak bangsa. Dilaporkan oleh majalah ini bahwa sejak 1995 terjadi aksi kekwrasan dalam laga sepakbola yang menelan 70 korban tewas!

Dari sinilah kemudian muncul analisa tentang akar masalah keterpurukan persepakbolaan nasional yang, pada gilirannya, menyimpulkan bahwa salah satu biang keroknya adalah kegagalan kepemimpinan PSSI dan sistem manajemennya dalam melakukan reformasi sepak bola Indonesia. Lebih menukik lagi, masih menurut TEMPO, akar masalah itu ada pada sosok kepemimpinan PSSI sejak 2016 yang akan bekerja sampai 2021.

Tak pelak lagi, menurut analisa tsb, terjadinya centang perenang dan keroposnya kepengurusan PSSI tak lepas dari kepemimpinan yang ada saat ini. Dan hal itu pada gilirannya menjadi salah satu sebab utama dari berbagai skandal dalam batang tubuh PSSI dan berdampak terhadap persepakbolaan nasional!

Maka usul dari TEMPO adalah tak kurang dari mendesaknya sebuah REFORMASI TOTAL dalam kepengurusan PSSI, dimulai dari Ketum PSSI. Alasannya, "masa depan sepak bola Indonesia sebagian bergantung kepada kecakapan dan keseriusan Kerum PSSI." Saya sebagai salah seorang warganegara yang juga pendukung squad nasional merasa perlu untuk mendukung usul ini.

Perubahan total dalam orgamisasi PSSI pusat mesti dilakukan agar sebuah peta jalan (road map) menuju pemajuan sepak bola nasional yang rasional dan konsisten bisa dibuat dan dilaksanakan. Kepemimpinan yang mumpuni harus ditemukan dan diberi tugas. Bukan hanya kepemimpinan yang seremonial dan sarat citra namun ekonomis prestasi.

Share:

0 comments:

Post a Comment

THF ARCHIVE

FP GUSDURIANS