Wednesday, October 13, 2010

PEMANASAN MENJELANG RESHUFFLE (1): PKS VS PAN TTG MENKUMHAM

Oleh Muhammad AS Hikam
President University



Sepekan sebelum Reshuffle Kabinet Indonesia Berstau (KIB) II dilakukan, tampaknya Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mendahului menabuh genderang perang dengan melakukan serangan terbuka kepada teman sesama anggota Setgab, Partai Amanat Nasional (PAN). Dengan terang-terangan, Sekjen PKS yang juga Wakil Ketua DPR-RI, Anis Matta (AM), "berharap Presiden SBY mengevaluasi menteri-menteri yang duduk di pos-pos ekonomi dan hukum." Hal itu dikarenakan "(y)ang paling berat hukum dan perekonomian," katanya di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (13/10/2010). Bidang hukum jelas yang dibidik adalah Patrialis Akbar (PA), Menteri Hukum dan HAM. Sementara itu, kendati masih umum dalam soal perkonomian, hemat saya target AM adalah benggolan PAN, Hatta Rajasa (HR), yang notabene adalah Menko Perekonomian KIB II.

Serangan mendadak atau  blietzkrieg ini kelihatannya dilakukan karena PKS rupanya merasa gerah mendapatkan dirinya sering digunjingkan akan menjadi target utama kocok ulang. Yang paling sering digunjingkan oleh media, tentu saja adalah Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Tifatul Sembiring (TS) yang sudah sering membuat blunder dengan statemen dan kebijakannya selama setahun terakhir. Tapi, selain TS, bisa jadi Menteri Negara Riset dan Teknologi (Menegristek), Suharna Surapranata (SS) dan Menteri Pertanian (Mentan), Suswono (S) juga akan menjadi incaran reshuffle. Hanya saja tak seperti TS, yang paling sering diungkap media, kedua menteri terakhir tidak terlalu santer. Tetapi namanya juga hak  prerogatif Presiden, bisa saja baik SS maupun S potensial untuk diganti di tengah jalan.

Sejatinya, bukan hanya itu saja pasalnya kenapa kedua partai anggota Setgab ini berseteru. PKS dan PAN memang punya kekhawatiran yang lebih ketimbang yang lain, karena posisi menteri mereka sangatlah strategis namun juga paling banyak menjadi sorotan publik terkait dengan masalah-masalah yang banyak menjadi perhatian publik. Padahal kalau mau jujur, menteri-menteri dari Partai Demokrat dan Golkar pun tidak imun dari kritik keras dari masyarakat. Tetapi dengan posisi mereka berdua, yang satu sebagai partai berkuasa (PD) dan yang lain menduduki kursi Ketua Harian Setgab (PG), kedua partai tersebut di luar tampak tenang-tenang saja. Kalau dilihat dari mutu kinerja Menteri-menteri mereka seperti Menhub, Mendagri, dan Mentamben banyak sorotan dan kritik tajam di arahkan kepada mereka. Menteri-menteri dari PKB juga digunjingkan, khususnya Muhaimin Iskandar yang baru-baru ini dilaporkan ke KPK oleh salah satu organisasi ketenagakerjaan. Sementara Menteri-menteri yang dari luar seperti Menlu dan Meneg Lingkungan tampaknya rada tenang karena parpol belum mengusiknya. Namun kelihatannya, lagi-lagi, tak seramai dibicarakan seperti PKS dan PAN.

Akankah serangan PKS ditanggapi PAN? Bisa jadi demikian jika politisi mereka jadi tipis kuping. Kita akan  melihat beberapa hari menjelang 20 Oktober ini, baik di media maupun di ruang publik apakah terjadi saling serang antar anggota Setgab untuk mempertahankan para menteri dan posisi kabinetnya. Pertikaian rebutan kursi Kabinet ini tentu melupakan sebuah pertanyaan kunci: Apakah ia akan menghasilkan sebuah KIB II yang lebih baik dari sebelumnya? Bagi saya jawab atas pertanyaan tersebut sudah jelas, yaitu kita lebih baik tak usah berharap terlalu banyak.
Share:

0 comments:

Post a Comment

THF ARCHIVE

FP GUSDURIANS