Thursday, December 23, 2010

PKS MAKIN DIANGGAP BUKAN TIM PLAYER DALAM SETGAB

Oleh Muhammad AS Hikam
President University


Semakin hari tampaknya posisi PKS di Setgab (Sekretariat Gabungan) partai koalisi pendukung Pemerintah semakin mengalami keterpurukan. Buktinya, desakan agar partai Islam yang berlambang bulan sabit kembar itu agar meninggalkan koalisi kian gencar disuarakan oleh para pentolan Partai Demokrat. Ruhut Sitompul (RH), jubir PD, menganggap PKS lebih baik keluar dari Setgab karena dianggap sering berlawanan dengan Pemerintah. Terakhir, misalnya, PKS dengan lantang menuding ada fait accompli dalam pengambilan keputusan di Setgab terkait masalah RUU Keistimewaan DIY. PKS merasa tidak pernah diajak bicara mengenai keputusan Pamerintah untuk menggunakan cara pemilihan dan bukan penetapan dalam penentuan Gubernur di daerah istimewa tsb.

Kegerahan PD sebetulnya bukan barang baru. PKS yang juga kritis dalam kasus skandal Centurygate, dan bersama Golkar memilih berada di kubu oposisi, memang mirip "anak nakal" yang sering ngambek dan membuat PD salah tingkah. Sikap suka menyeberang ini tampaknya sudah menjadi kebiasaan PKS yang memang sejak Pilpres 2009 tampak tidak nyaman bergabung dengan Partai besutan Pak SBY, khususnya ketika sang Presiden incumbent memilih Boediono sebagai Cawapres. Sejak itu kendati PKS sudah memperoleh jatah 4 anggota Kabinet, sebuah prestasi yang luar biasa, bersikap tidak mudah diatur oleh si boss koalisi. 

Kemarahan para elit PD belum tentu mencerminkan sikap Pak SBY yang selama ini dikenal "cool" dalam menghandel konflik internal dalam Setgab. Bisa jadi kegarangan para pentolan partai berlambang "mercy" itu hanya merupakan warning agar PKS tidak ngotot dan menciptakan citra perpecahan di dalam koalisi. Bagaimanapun juga, PKS harus memikirkan posisi empat Menterinya yang rentan terhadap reshuffle apabila sikap ngototnya dianggap semakin merugikan keutuhan dan kinerja koalisi. 

Baca Link di sini
Share:

0 comments:

Post a Comment

THF ARCHIVE

FP GUSDURIANS