Sunday, January 29, 2012

KADER NU DI KUDUS BUBARKAN PENGAJIAN MAJELIS TAFSIR AL-QURAN (MTA)

Kelompok Majelis Tafsir Alqur'an (MTA), memang membuat resah kalangan nahdliyyin karena pandangan yg radikal. Termasuk mengharamkan tahlil, ziarah kubur, istighosah dsb, sebuah paham yg khas Wahabi. Namun saya tetap tdk setuju jika pengajian MTA dibubarkan seperti dilakukan oleh sekelompok orang yg mengatasnamakan NU. Sebagai pengikut almarhum GD, kendatipun saya tdk setuju dg pandangan MTA, sejauh ia tdk menciptakan gamngguan ketertiban umum, maka tdk usah dibubarkan.
Selanjutnya baca tautan di bawah ini:
http://www.rakyatmerdekaonline.com/read/2012/01/29/53261/Pimpinan-Dewan-Kaget-Kader-NU-Bubarkan-Pengajian-
Share:

17 comments:

  1. Subhanallah,,
    semoga yang demo diberi hidayah-NYA...
    Mendemo sebuah PENGAJIAN bukanlah tindakan ISLAMI!!!

    Terlebih demo itu TIDAK BERDASAR pada kebenaran, melainkan hanya berdasar pada fitnah!

    Kebenaran akan terungkap!

    ReplyDelete
  2. Maaf pak, sepertinya pandangan anda terhadap MTA kurang tepat, MTA tidak seperti yang banyak diberitakan orang. Kalau ingin tahu tentang MTA datangi aja langsung sumbernya

    ReplyDelete
  3. Salam Damai Buat Saudara SAIPUL ANAS

    Saya bukan warga MTA, tp dari kecil keluarga dan lingkungan saya warga NU.

    Setahu saya yang meresmikan gedung pusat MTA itu Presiden RI yang dihadiri Ketua MUI Pusat, Ketua NU Pusat, Pangdam dll. Tp kenapa pengurus NU daerah malah kayaknya lebih pinter ya .......
    trus ngajinya dimana n ama kyai mana tu mas SAIPUL ANAS ...

    Wassalam

    ReplyDelete
  4. Semoga bisa dilakukan dialog antara pihak NU dan MTA. Jika dialog tidak mampu menyelesaikan, maka bisa saja menggunakan jalur hukum.

    ReplyDelete
  5. @Hadi: Saya kira sumber yang saya pakai juga ada di media dan juga dari para pimpinan PBNU. Kalau memang tidak ada persoalan dalam dakwah-dakwah MTA, mana mungkin warga nahdliyyin begitu saja protes?

    ketimbang saling menyalahkan, lebih baik hal ini dipakai sebagai pelajaran agar dalam dakwah jangan saling menghujat. kebenaran itu hanya milik Allah swt. kemampuan manusia hanyalah pada sebatas penafsiran thd ajaran, tidak pada pemutlakan kebenaran penafsiran tsb seolah-olah itulah ajaran yg paling benar.

    ReplyDelete
  6. @Bapak Hikam, lebih tepatnya yang dilakukan para pendemo tsb bukan protes namun fitnah. Kalau memang ada yang kurang berkenan dengan ajaran MTA bukankah Islam sudah mengajarkan bagaimana harus bersikap??
    NU adalah organisasi Islam, maka mari kita amalkan ajaran Islam, jangan hanya menjadi slogan saja...

    ReplyDelete
  7. @Anonymous: Saya tdk cukup data untuk menyatakan hal itu sebagai fitnah, karena memang ada perbedaan pandangan antara NU dan MTA tentang masalah-masalah seperti tahlil, ziarah kubur, dll. Saya sepakat bhw pembubaran pengajian bukan cara yg benar, dan perlu dikoreksi oleh para elit NU di Kudus, Jateng, dan bahkan oleh PBNU.

    ReplyDelete
  8. bahasa mas mengharamkan tahlil dst itu dr mn? Coba dicermati itu pasti sumbernya dr org yg tdk lgs mendgr, digoogling aja situs MTA dst ada kajian2 ato radionya,br komen...

    ReplyDelete
  9. Sayamembaca dari berbagai media, bukan hanya dari MTA (tentu saja tdk akan bilang begitu dalam sebuah situs terbuka), dan juga berbagai testimoni dari para facebookers, dan juga dari lapangan. Kasus serupa di Ponorogo juga terjadi, tetapi dengan penyelesaian yang elegan. Polres yang menahan penceramah MTA karena protes dari warga nahdliyyin bhw penceramah MTA malakukan penghinaan, pelecehan dan penistaan keyakinan mereka. Jadi tidak perlu dibubarkan, hanya perlu ketegasan aparat penegak hukum saja.

    ReplyDelete
  10. @ hadi dan mnm ary : Kalo anda menanyakan bahasa mengharamkan tahlil dari mana ? ya dari ustadnya lah ustad sukina.. saya kebetulan tinggal di solo dan banyak tahu org2 mta...sering mendengarkan lewan radio...memang spt itu .. tahlil/yasinan dosa..ziarah musrik.. dzikir berjamaah bid'ah... bahkan saya dengar sendiri dari ceramah beliau di radio.. dia diundang dzikir bersama ust, arifin ilham tidak mau datang dg alasan "tdk ada tuntunnnya"... maaf..kalo orang NU bertindak seperti itu dimaklumi.. walaupun juga harus disesalkan... orang mta tdk pernah mau datang ketika diundang hajatan di kampung.. dengan alasan "tidak ada tuntunannya" .. @ anonimous: kalo anda mengatakan yg meresmikan gedung mta presiden..ya iyalah jelas presiden mau kan waktu itu menjelang pemilu...? itulah strateginya mta..setiap membuka cabang baru dan pengajian dia mengambil penceramah orang NU...(spt peresmian cabang rembang waktu itu KH sholahudin wahid...) untuk mencari anggota... itulah mta... mau tahu lebih banyak lagi..?

    ReplyDelete
  11. mas ridwan yth,,,
    panjenengan memang benar, warga MTA kalau diundang acara ibadah-ibadah yang belum mereka diketahui tuntunannya, tidak mau datang, karena memang itu yang dipahami di MTA, dalam melakukan ibadah harus tahu tuntunannya, sedangkan dalam urusan duniawi semua mubah kecuali ada larangannya dari agama. Namun begitu MTA tidak pernah melarang orang untuk melakukan hal tersebut. Sepertinya panjenengan dalam mendengarkan radio hanya sepotong-sepotong. Panjenengan kan orang solo, datangi saja pengajiannya, tegur saja kalau memang yang disampaikannya salah.
    Maaf, saya tidak membela atau menyalahkan kelompok tertentu, saya hanya menjelaskan fakta. Perlu diketahui, saudara-saudara orang tua saya juga orang NU, masyarakat di kampung saya beragam ada NU, Muhammadyah, MTA dan ormas lain, tapi tetap rukun bisa saling memahami.

    ReplyDelete
  12. mas Hadi ; "Tidak ada tuntunannya" itulah kata2 yg selalu diucapkan ustad Sukino yang menyinggung orang2 NU karena amalannya dianggap tanpa dasar..walaupun sekarang bahasanya diubah lebih "halus" lagi "belum menemukan dalilnya". Kalo memang sukino belum menemukan haditsnya yg mjd dasar amalan orang2 NU kenapa tdk mendatangi ulama NU utk tanya dasar amalannya apa..? haditsnya mana..? sehingga paham dan tahu..jadi tidak terus mengatakan "tidak ada tuntunannya".. Apakah ulama dan para kyai NU sedemikian bodohnya sehingga melakukan ibadah tanpa dasar..? Dasar dan pegangan kitab mereka selain Qur'an dan Hadits adalah kitab2 ulama besar seperti Imam Syafi'i,imam ghozali, dll. Kyai NU belajar tafsir al qur'an berdasarkan tafsir ulama2 hebat dijamannya spt. Tafsir Jalalain, tafsir Qurtubi, tafsir showi, tafsir ibnu katsir dll, tidak menafsirkan alqur'an hanya membaca terjemahannya saja lalu ditafsir sesuai akalnya tanpa dasar ilmu yang pas ... apalagi yg hanya berdasarkan brosur hasil copy paste... Jadi kalo mengatakan amalan2 yang dilakukan orang NU (walaupun kata anda ustad sukino tdk menyebut organisasi secara blak-blakan) "tidak ada tuntunannya" lebih baik anda sarankan ustad anda lebih banyak membaca kitab2 klasik ulama2 besar yang jelas alim sehingga literatur dan pengetahuannya lebih luas.. sehingga dpt memahami alqur'an dan hadits secara lebih baik.. sehingga dalam berdakwah lebih santun.. Waallahu a'lam

    ReplyDelete
  13. Filsuf Jerman A Schopenhauer mengatakan:

    “Semua kebenaran harus melewati tiga tahap. Pertama, ia dilecehkan. Kedua, ia dimusuhi dan dilawan dg kekerasan. Ketiga, ia diterima sebagai hal yg tak terelakkan.”

    ReplyDelete
  14. Filsuf Jerman A Schopenhauer mengatakan:

    “Semua kebenaran harus melewati tiga tahap. Pertama, ia dilecehkan. Kedua, ia dimusuhi dan dilawan dg kekerasan. Ketiga, ia diterima sebagai hal yg tak terelakkan.”

    ReplyDelete
  15. la gmn spanduk pengajian tapi undanganya pengukuhan dengan head pengajian.spanduk juga baru dipasang jumat siang.undangan jumat siang baru disebar.pemberitahuan ke polres dan kesbang baru jumat pagi.diberi saran oleh polres dan kesbang supaya ke kyai2 NU dan MUI untuk sowan dan minta arahan eh ternyata hanya "ngelungke" undangan saja.kemudian lapor ke polres dan kesbang kalo sudah dapat restu kyai2 NU dan MUI.kalau niatnya baik2 kenapa tidak seminggu atau 3 hari sebelum pengajian upaya untuk mendekat ke ulama2 kudus tidak dilakukan?upaya2 diplomasi sudah dilakukan lewat wakapolres dan kepala kesbangpollinmas mulai bakdal isya sampai jam 02 sabtu pagi.tapi MTA tetap bersikukuh dengan acaranya.just info central tokoh al qur'an di Kudus itu Gus Ulin Nuha Arwani, Gus Ulil Albab Arwani dan KH. M. Sya'roni Ahmadi.pada beliaulah yang juga khafidhul qur'an yang paham dan jeli tentang al qur'an sampai juga tataran qiraah sab'ah masyarakat kudus mengaji.silahkan hadir dalam pengajian KH.M.Sya'roni Ahmadi setiap jum'at subuh di menara dan malam kamis di janggalan.dan juga tidak ada pembubaran ini juga dibenarkan pihak MTA.acara jam 11 selesai dan juga pihak kepolisian minta supaya MTA bisa secepatnya menyelesaikan acara itu

    ReplyDelete
  16. Mas Ridwan Yth, perbedaan memang tidak bisa saling ketemu, tapi perlu diingat, kita masih bisa ketemu dalam satu Tuhan yang sama, kita tidak perlu merasa tersinggung atau merasa dilecehkan kalau yang disampaikan orang lain berbeda dengan dengan yang kita yakini, kita tidak perlu memaksa orang lain harus sama seperti kita.

    Kalau ingin tahu apa yang dijadikan dasar untuk dakwah MTA, monggo datang aja ke MTA, silahkan lihat sendiri di perpustakaannya, Insya Allah terbuka untuk siapa saja yang ingin melihat.

    Kita di sini tidak saling mendukung siapa-siapa dan tidak merasa benar sendiri, karena jika kita memperdebatkan di sini hanya akan sia-sia saja dan akan mendapat murka dari Alloh. Untuk itu kalau ada perbedaan kita kembalikan pada Al Qur'an dan Sunah Nabi, ”lana a’maluna walakum a’malukum” (bagiku amalku bagimu amalmu).

    “Dan orang-orang yang berbantah-bantah tentang (agama) Allah setelah (agama itu) diterima, perbantahan mereka itu sia-sia di sisi Tuhan mereka. Mereka mendapat kemurkaan (Allah) dan mereka mendapat azab yang sangat keras.” [Asy-Syura : 16]

    Mas Ridwan sebaiknya baca juga di sini, Insya Alloh akan menemukan titik terang, tanpa suudzon pada pihak-pihak lain.
    http://www.mashikam.com/2012/01/kritik-terhadap-nu-karena-kasus-mta.html

    ReplyDelete
  17. persoalan antara MTA dengan NU mungkinakan menjalar di berbagai daerah jika elite pihak MTA dan NU tidak bertemu.dialog secara live di media nasional dengan catatan media nasional jangan seenaknya melintir berita demi target (maaf).saya yakin elite NU berkenan cuma dari pihak MTA mau apa tidak.kalau kemudian berapologi dengan kalimat menghindari debat dengan alasan agama/keyakinan tidak untuk diperdebatkan maka sampai kapan MTA dan NU bergesekan terus.jika memang demi niatan bersama untuk meluruskan agama dan umat Islam saya kira tidak masalah untuk menemukan titik perbedaan dan titik persamaan. wasyawirhum fil 'amri...al ayat.ini bukan berbantah-bantahan tapi merupakan sebuah ijtihad bukan untuk mencari pembenaran satu pihak tapi untuk mencari kebenaran yang sesungguhnya dan sebenar-benarnya.sungguh jika berfikir demi izzul islam wal muslimin dan bhinneka tunggal ika dalam bingkai NKRI insya Allah Allah akan memberikan petunjuk dan hidayah kepada kita semua sehingga sesama muslim akan berangkul tangan dan sesama warga indonesia akan saling berjabat tangan dalam keharmonisan bermasyarakat

    ReplyDelete

THF ARCHIVE

FP GUSDURIANS