Wednesday, September 26, 2012

PERINGATAN 1000 HARI WAFATNYA GUS DUR DAN PEMENTASAN "GUGURNYA KUMBOKARNO"

ADHIE M MASSARDI:








PERINGATAN 1000 HARI WAFATNYA
KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur)
Kumbokarno Gugur, di Ciganjur

RIBUAN tahun sebelum Komodor US Navy Stephen Decatur (1820) mengucapkan kalimat patriotik “right or wrong is my country”, Walmiki, pujangga India, dalam epos Ramayana telah melahirkan tokoh Arya Kumbokarno, yang kemudian menjadi simbol ksatria pemberani dan jujur yang demi negaranya maju berperang secara heroik hingga ajal merenggut nyawanya secara mengenaskan.
Kumbakarna adalah adik kandung Rahwana, penguasa Alengka yang terkenal dengan julukan Dasamuka. Meskipun tahu kakaknya “raja durjana” yang menculik Dewi Shinta, istri Sri Rama, Kumbokarno akhirnya bangun dari tidur panjangnya, lalu melawan Rama yang menyerbu negaranya dengan balatentara kera pimpinan Sugriwa dan Hanoman untuk merebut kembali Shinta.
“Aku berperang melawan Rama, Hanoman dan tentara kera bukan untuk membela kakakku Dasamuka jahat dan salah dalam kasus ini, tetapi untuk mebela negaraku dari serbuan musuh,” kata Kumbokarno.
Kumbokarno yang sejatinya “bapak right or wrong my country” adalah salah satu tokoh wayang yang disukai Gus Dur (KH Abdurahman Wahid). Malah, menurut Ibu Shinta Nuriyah, istri almarhum Gus Dur, “Bapak yang suka tidur itu ya seperti Kumbokarno...”
Itulah sebabnya dalam peringatan “1000 Hari Wafatnya KH Abdurrahman Wahid”, di kediaman keluarga Gus Dur di Ciganjur malam ini (26/9) akan digelar wayang dengan lakon Kumbokarno Gugur.
Ki Enthus Susmono, dalang asal Tegal yang fasih memainkan wayang golek dan wayang kulit, akan memainkan lakon ini. Pilihan kepada Ki Enthus, selain merupakan salah satu dalang favorit Gus Dur, di kalangan Nahdliyin ia termasuk “orang dalam”.
Maklum, dalang fenomenal yang dikagumi banyak orang ini, adalah Wakil Ketua Pengurus Pusat Lembaga Seniman dan Budayawan Nahdlatul Ulama (NU) dan Pengurus GP Ansor Tegal.
Selain pergelaran wayang, dalam peringatan 1000 hari wafatnya Gus Dur ini, pada 27 September 2012, mulai pukul 19.00, diselenggarakan Tahlil Akbar, tausyiah dan sholawat bersama Habib Syech bin Abdul Qodir As-Segaf, ulama kondang asal Solo yang dalam banyak hal, pikiran-oikirannya sangat sejalan dengan Gus Dur. r Adhie M Massardi v 0811888373
Share:

0 comments:

Post a Comment

THF ARCHIVE

FP GUSDURIANS