Thursday, March 28, 2013

NURHAYATI ASSEGAF TAK PAHAM ETIKA KETATANEGARAAN DAN SISTEM DEMOKRASI

Pernyataan Ketua Fraksi PD, Nurhayati Assegaf (NA) ttg Pak SBY sebagai calon Ketum DPP PD, menunjukkan rendahnya pemahaman dirinya tentang masalah kenegaraan, termasuk sistem demokrasi. NA menganggap urusan kenegaraan dan sistem politik demokratis seperti mengurus toko atau perusahaan, yang bisa seenaknya saja dirangkap-2, asal orang tsb mampu bekerja. Demokrasi sebagai sistem, selain prosedur juga ada etika yg harus dipegang. Kalau hanya prosedur, maka bisa saja seorang Presiden X lalu mengangkat wakil isterinya, Ketua Parlemen kakaknya, ketua MA pakdhe nya, ketua MK pamannya, menteri-2 ponakan-2nya. Toh semua absah jika dipilih secara prosedural dan mereka bisa bekerja. Tetapi apakah hal itu etis? Tentu tidak, karena akan dituding sbg nepotisme, feodalisme, dll. Demikian juga urusan Ketum DPP PD. Boleh saja semua orang PD mengangkat Pak SBY sebagai Ketum DPP, merangkap Kawanbin, Ketua MTP. Lalu Sekjennya Ibas (putranya); Dewan penasihat, misalnya, Bu Ani, atau adik iparnya dst dsb. Tak satupun orang meragukan kemampuan mereka bekerja. Tetapi apakah itu sudah "pener", etis, dan sesuai dengan etika ketatanegaraan dan sistem demokrasi? Pemahaman NA tttg kenegaraan ternyata sangat jeblog. Pantaskah orang seperti ini menjadi petinggi sebuah parpol yang menamakan dirinya Partai Demokrat?

Selanjutnya baca tautan ini:

http://www.rmol.co/read/2013/03/28/104152/Nurhayati-Ali-Assegaf:-Jangan-Ragukan-SBY,-Dia-Bisa-Tidur-hanya-Dalam-Dua-Jam-
Share:

0 comments:

Post a Comment

THF ARCHIVE

FP GUSDURIANS