Friday, April 5, 2013

KONTRAS MENOLAK P[ENAFSIRAN PENYERANGAN LAPAS CEBONGAN SEBAGAI SIKAP KESATRIA

Kritik yang dilontarkan oleh pimpinan KontraS, Usman Hamid (UH), terhadap sinyalemen jubir Tim Investigasi TNI perlu dicermati. Menurut sang jubir, Brigjen Unggul K Yudhoyono, motif penyerangan thd Lapas Cebongan oleh 11 anggota Kopassus adalah karena dorongan "jiwa korsa yang tinggi" alias sikap kesatria. Tetapi bagi UH, motif serangan itu bukanlah sikap kesatria, karena sikap kesatria "mengandung nilai kebajikan, kehormatan, cinta dan nilai-nilai yang jauh bertolak belakang dengan milter dan tempur." Menurut UH, aksi anggota Grup II Kopassus itu "sudah termasuk extrajudicial killing" alias pembunuhan di luar yang dibenarkan oleh aturan hukum. Inilah dua pandangan yang bertolak belakang: yang satu berdasarkan self-understanding (pemahaman diri) tentang ke "korsaan" militer, yang satu berdasarkan pandangan legal dan moral mengenai tindak kejahatan. Publik juga akan dan sedang memberikan penafsiran thd aksi anggota Korps Baret Merah tsb, termasuk tafsir mereka ttg masalah kesatria atau sebaliknya. Perang wacana bukanlah sekadar mencari definisi mana yg benar. Tetapi juga suatu perebutan kuasa-kuasa, yg akan menentukan subyek-subyek dan posisi mereka dalam relasi kuasa itu. Perang wacana adlh kontestasi nilai-nilai ttg salah dan benar. Bisa jadi yang semula dianggap kriminal lantas dianggap pahlawan dan sebaliknya.

Selanjutnya baca tautan ini:

http://news.okezone.com/read/2013/04/05/339/786802/kontras-pelaku-penyerangan-sadis-bukan-ksatria
Share:

0 comments:

Post a Comment

THF ARCHIVE

FP GUSDURIANS