Naga-naganya, mereka yg menggunakan strategi
komunikasi a-la Sengkuni utk memanas-2i dan meruntuhkan popularitas
Jokowi bakal gigit jari. Pasalnya, alih-alih merespons serius provokasi
terhadapnya, Jokowi malah menjungkirbalikkan taktik tsb.
Ketika ditanya apakah ada jejaring internasional yg menopang dirinya,
Jokowi dg "serius" mengatakan jejaring itu ada yaitu jejaring para
pedagang meubel mancanegara yg sudah jadi mitranya bertahun-2! Jokowi
tidak berbohong kpd si penanya, tetapi pd saat yg sama beliau membuat
pertanyaan tsb 'ambyar,' 'muspro,' dan 'bubar jalan.' Inilah
implementasi strategi 'menang tanpo ngasorake' (menang tanpa
menghancurkan) dalam komunikasi publik melawan strategi Sengkuni yg
dilancarkan lawan. Ditanya soal pendampingnya, kembali Jokowi menjawab
"jujur", yaitu sang isteri. Dan lagi-2 penanya harus mengalami
"soliloqui dalam gagap'. Walhasil, Gub DKI ini tampaknya sudah
menyiapkan diri menghadapi segala macam jurus yang akan dicoba utk
dirinya, mulai dari yg 'tenaga kasar' sampai 'tenaga dalam' (kalau
meminjam istilah silat). Malah, wong Solo ini ibaratnya sudah meniru
tokoh Thio Boe Kie, sang Ketua (Kauwcu) Bengkauw dlm cerita silat "Kisah
Membunuh Naga" karya Boe Beng Tjoe, yaitu menggunakan ilmu "meminjam
tenaga untuk memukul tenaga." Itulah ilmu ampuh dari Kitab Kian Koen
Tayloe-ie Sinkang yg membuat sang Kauwcu tsb 'sakti mondro guno' dan
mampu mengalahkan lawan-2nya tanpa harus repot menguras tenaga. Karena
seluruh tenaga dan bahkan ilmu silat lawan malah jadi miliknya! Dlm hal
ini Jokowi mengingatkan saya dg cara almaghfurlah GD menghadapi
lawan-2nya: membuat mereka menjadi menyadari bahwa kelembutan bisa
mengatasi kekerasan. Bravo Pak Jokowi!
Selanjutnya baca tautan ini:
http://politik.rmol.co/read/2013/09/26/127074/Jokowi-Buka-Kartu-Soal-Jaringan-Internasional-dan-Pendampingnya-
0 comments:
Post a Comment