Thursday, November 14, 2013

KERIBUTAN ANTARA PARA KORUPTOR: "TAK ADA LOYALITAS DI ANTARA PARA MALING"

Ada pameo yang berbunyi "tak ada loyalitas di antara para maling (no loyalty among thieves)." Barangkali agak lebay, tetapi ada mirip-2nya jika pameo ini saya pakai untuk menggambarkan keributan di antara para elit Partai Demokrat yg tersangkut dan tersangka korupsi dan kini sedang saling sikut, saling tuding, dan ya, saling "makan." Para koruptor tidak mengenal apa itu kesetia-kawanan, apa lagi loyalitas kepada sesama atu bossnya. Apapun akan dilakukan dalam rangka menyelamatkan diri atau menghancurkan pihak yang dianggapnya mencelakakannya. Termasuk kawan atau bahkan bossnya sendiri. Lihat saja perkelahian antara Nazar vs Anas (AU) vs para elit PD. Nazar, misalnya, dengan sangat "ringan" berceloteh tentang triliunan duit yg dimiliki manta karib dan bossnya, AU. Demikian juga nyanyian Nazar ttg Angie Sondakh (AS), Andi Mallarangeng (AM), Sutan Bhatoegana (SB), dan entah siapa lagi nanti. Kita juga menyaksikan bagaimana kubu AU sendiri meminta Ibas diperiksa KPK dalam kaitan dg kasus Hambalang yg sedang membelitnya. Dan seterusnya dan selanjutnya. Walhasil masalah menjadi pabalieut alias mbulet, dan makin sukar ditelisik ujung pangkalnya. Kecuali fakta bahwa terjadi saling serang dan saling membuka aib di ruang publik oleh para pelaku dan tersangka pelaku mega korupsi. Media pun dengan sumringah menyambut dan melipatgandakan, serta kalau perlu membumbuinya!. Publik dan rakyat awam sejatinya kian muak dengan suguhan tontonan ini, tetapi mereka masih berharap KPK akan mampu mengurai kerumitan dan kesemrawutan ini dan berhasil menangkap serta memenjarakan para koruptor yg benar-benar terbukti. Semoga saja KPK cukup liehay untuk mengambil manfaat dari keributan sesama maling tsb.  

Selanjutnya baca tautan ini:

http://www.tempo.co/read/news/2013/11/14/063529503/Nazar-Uangnya-Anas-Triliunan-Rupiah
Share:

0 comments:

Post a Comment

THF ARCHIVE

FP GUSDURIANS