Statemen yang bermuatan kebencian kadang tampak seperti sikap kritis. Bagi sebagian orang, tudingan seperti yang dilontarkan thd Hanung Bramantyo (HB), mungkin tampak sebagai kritik yg berisi kebenaran karena terlontar dari Supriadi Jae (SJ), orang yg punya "kredensial" sebagai aktivis Muslim. Namun, saya meragukan validitas tudingan tsb. Melihat dan memelajari track record HB yg tidak sepi dari kontroversi (ingat salah satu filmnya "?" yg dikecam kelompok garis keras Islam), saya justru sebaliknya. Pihak yang dg mudah menuding HB melecehkan atau menyudutkan ummat Islam hanyalah para reaksioner yang memang sudah punya kebencian kepada sutradara tsb. Saya tak tahu kredensial dan track record SJ sebagai kritikus film atau seni, kecuali informasi sekilas bhw ybs adalah aktivis Pemuda Muhammadiyah. Bagi saya, penafsirannya thd adegan-2 film Soekarno, yang ditudingnya sbg melecehkan ummat Islam, terlampau sumir dan malah menunjukkan ekonomis dalam nalar. Kalaupun interpretasi HB ttg adegan debat di dalam sidang BPUPKI dlm film tsb dianggap vulgar dan tidak dianggap tepat, tentu hal itu adalah hak para penonton dan harus juga diuji dalam wacana publik yg bebas. Jika tidak demikian, maka setiap ketersinggungan subyektif lalu akan dilembagakan dan dipolitisasi menjadi kebencian kelompok dan bahkan ummat. Akibatnya, karya seni lalu ditundukkan oleh kemauan pemilik kuasa, mirip seperti zaman Lekra dan Orba! Saya menolak keras jika karya film yg dianggap tak sesuai tafsir subyektif orang atau kelompok tertentu langsung dicap sbg representasi musuh (kelihatan atau hayalan). Sikap SJ, hemat saya, malah mirip dg upaya pembungkaman kreativitas dan pencerahan thd bangsa Indonesia umumnya dan ummat Islam khususnya. Sebaiknya SJ lebih banyak melakukan komunikasi sosial dengan berbagai kelompok dalam masyarakat yg majemuk dan berusaha belajar mengapresiasi keberbedaan. Saya optimis, dg perjalanan sang waktu, bangsa Indonesia dan ummat Islam di negeri ini makin mampu menyaring dan menolak tudingan-tudingan tanpa nalar yg tujuannya hanya sensasionalisasi politik tetapi sama sekali tak mencerahkan. Semoga HB tetap tegar dan jalan terus dengan karya-karyanya. SJ dan kawan-2nya mungkin lebih produktif jika membuat film ttg BK yang sesuai dg paham dan interpretasi mereka. Biar rakyat Indonesia yang menilai, mana yang pantas untuk diapresiasi..
Selanjutnya baca tautan ini:
http://www.rmol.co/read/2013/12/18/136880/Upaya-Hanung-Bramantyo-Menyudutkan-Umat-Islam-Semakin-Terlihat-Jelas-
0 comments:
Post a Comment