Thursday, January 2, 2014

KECAMAN WAKIL KETUA MPR THD DENSUS 88 TIDAK TEPAT

Kecaman Wakil Ketua MPR, Hajriyanto Y Tohari (HT), hemat saya tidak dilandasi dengan pemahaman yang tepat mengenai standar prosedur operasi (SOP) aparat Densus 88. Saya melihat kecaman itu tidak pada tempatnya dan malah berpotensi memberi peluang bagi para simpatisan gerakan radikal untuk memolitisasi aksi teror utk keuntungan mereka. Simak argumen HT, misalnya,  bahwa "(I)ni bukan konteks perang. Seharusnya yang ideal mereka dilumpuhkan dan ditangkap."  HT juga tidak sepakat penembakan teroris tsb karena "keenam orang yang tewas di Ciputat itu baru terduga teroris, belum dipastikan sebagai teroris." Hemat saya, operasi Densus 88 memang bukan sebuah perang dalam pengertian konvensional, tetapi ia adalah perang 'asimetris' dimana musuh tidak memakai model perang biasa. HT, sebagai pejabat negara, harusnya lebih paham mengenai perbedaan antara perang konvensional dan non-konvensional, sehingga dalam menyikapi operasi Densus 88 lebih proporsional. Jika dibalik pertanyaannya, apakah HT juga akan mampu melarang para teroris membom hotel, gereja, kantor kedutaan, dll sebagai metode perang mereka? Menghadapi ancaman dari kekuatan dan ancaman asimetris, SOP yg berlaku jelas berbeda. Perang asimetris melawan ancaman terorisme tidak bisa menggunakan prosedur pembuktian seperti tindak pidana biasa (ordinary crimes). Sebab aksi pelaku terorisme didasari ideologi dan tujuan yang menghalalkan metode yang membawa kehancuran massal secara acak dan tanpa pandang bulu dan norma manusia beradab!. Jika HT ingin membuktikan lebih dulu para teroris melakukan aksinya sebelum ditangkap, apakah dia mau mengambil resiko terjadi pemboman dan pembunuhan massif dahulu? Tindakan Densus 88 menembak para teroris yang melakukan perlawanan bersenjata, hemat saya dapat diabsahkan (justified) secara hukum perang non konvensional itu. Kalaupun tindakan aparat dianggap berlebihan, silakan diselidiki dan diputuskan oleh pihak yang berwenang, jangan divonis lebih dahulu sebelum terang. Saya kecewa berat jika para petinggi negeri ini seperti HT yang kurang punya kepekaan thd ancaman terorisme yg demikian nyata! Dan inilah, saya kira, yang menjadi salah satu sebab kenapa terorisme menjadi lebih sulit diberantas di negeri ini!  

Selanjutnya baca tautan ini:

http://keamanan.rmol.co/read/2014/01/02/138502/Pimpinan-MPR-Kecam-Aksi-Tembak-Mati-Terduga-Teroris-





Share:

0 comments:

Post a Comment

THF ARCHIVE

FP GUSDURIANS