Tuesday, February 18, 2014

JOKOWI DAN RISMA DI KANDANG BANTENG



Akhir-2 ini kancah politik nasional sedang menyaksikan sebuah munculnya dua putra dan putri terbaik bangsa yang fenomenal, Jokowi dan Risma. Keduanya adalah pejabat daerah, Gubernur DKI dan Walikota Surabaya. Keduanya diusung oleh PDIP. Keduanya punya karakter merakyat, sederhana, tidak gemerlap dan tidak flamboyan, dan sangat populer sampai di luar batas daerah dan bahkan negara. Perbedaannya: Jokowi lelaki dari Solo, Risma perempuan dari Surabaya. Satunya santai dan suka guyon, satunya tegas dan no nonsense. Dan ini perbedaan yang penting: Jokowi sampai saat ini masih berkenan dan 'darling' di mata elit PDIP, Risma tampaknya sedang bermasalah di mata sebagian elit partainya. Dan bukan tidak mungkin, Jokowi pun akan mengalami hal sama jika nanti beliau dianggap mengganggu kepentingan sebagian elite partai. Seperti dilaporkan oleh Majalah Tempo edisi terakhir, Risma adlh birokrat yang diusung PDIP utk bersama Bambang DH menjadi pasangan Wali dan Wawali Surabaya. Kemampuannya mengelola pemerintahan dan membawa perubahan fundamental dalam peri kehidupan kota Pahlawan, yang notabene terbesar kedua di negeri ini, mendatangkan pujian dan bahkan menjadikan dirinya salah satu harapan untuk tampil dalam pentas nasional. Tetapi karena ketegasannya menolak intervensi dan campurtangan para pemodal serta elit PDIP, kini Risma menghadapi tekanan berat. Apalagi setelah yg diangkat menjadi wakil walikota adalah sosok yang pernah mencoba mendongkel kedudukannya, Wisnu Sakti Buana (WSB), mantan Ketua DPRD Kota Surabaya. Tak peduli Risma adalah Walikota yang namanya mendunia yang dicintai rakyat dan berhasil menjadikan Surabaya sebagai contoh pembangunan kota yg sukses. Begitu beliau dianggap kurang klop dengan kemauan elit PDIP plus para pemodal besar, maka diciptakanlah gangguan-gangguan yang membuatnya hampir saja memutuskan utk mundur dari jabatannya. Jokowi, sampai saat ini masih belum mengalami gangguan seperti itu, dan semoga saja tidak. Tetapi namanya saja politik, sehebat apapun Jokowi sebagai tokoh, tetapi ia juga berada dalam lingkaran sebuah struktur kekuasaan yang bisa saja berlawanan kepentingan dengannya. Pendekatan Jokowi yang lebih lunak dan terkesan manut-miturut kepada elit PDIP, memang beda dg Risma yang sangat tegas dan tanpa tedeng aling-2. Apakah kedua putra-putri terbaik bangsa ini akan terus menapaki jalan menuju kepemimpinan nasional? Itulah harapan dan doa dari rakyat Indonesia. Namun, tentu rintangan-2 yg tak ringan akan muncul. Termasuk dari partai dan para elitnya yang semula mendukungnya!

Share:

0 comments:

Post a Comment

THF ARCHIVE

FP GUSDURIANS