Saturday, February 1, 2014

HARLAH NU KE 88: KEMANA GERAKAN INTELEKTUAL RINTISAN GD ITU?

Pidato KH Said Aqil Siradj (SAS) dlm rangka Harlah NU ke 88 perlu dicermati secara kritis. Beliau bilang bhw "(k)etika terjadi konflik parpol, NU akan jadi penyelamat dari konflik.." Saya kira, kata kuncinya adalah "akan" atau "bisa", sehingga hal tersebut masih merupakan sebuah potensi, belum aktualisasi, atau pekerjaan rumah (PR) yg perlu dibuktikan di lapangan. Berikutnya, agar NU, dlm hal ini PBNU berikut badan-2 otonom (banom) nya sampai di lapis bawahnya, mampu membuktikannya tentu harus bekerja keras. Di sinilah tantangannya dan tampaknya belum juga bisa dilaksanakan. PBNU dan jajarannya masih tetap lebih berat kepada keterlibatan politik kendati di permukaan bicara netral. Tanpa mengurangi rasa hormat kepada PBNU dan jajarannya, saya justru memandang keterlibatan politik itulah yg membuat NU kehilangan kepekaan sosial dan bahkan kemandiriannya dalam dinamika kehidupan berbangsa dan bernegara yang makin cepat dan berdampak sangat besar. Apa yang dahulu pernah dirintis dan dikembangkan oleh almaghfurlah Gus Dur, khususnya wacana dan kiprah intelektual di kalangan generasi muda NU, kini sudah hampir dikatakan punah. Yang berkembang justru kiprah politik dalam jajaran pengurus NU. Sementara pemberdayaan ekonomi warga nahdliyyin (yg juga susah payah dicoba dilakukan GD) nyaris tinggal bunyi-2an belaka! Gerakan intelektual dan pemberdayaan ekonomi adalah landasan utama netralitas NU dan kontribusi kaum nahdliyin kepada bangsa, sebagaimana komitmen GD. Jiak kedua hal ini tetap saja terpuruk, maka pidato SAS hanyalah tinggal pidato yg indah dan dikutip sana sini serta diulang-2, tetapi fakta di lapangan tetap saja NU dan nahdliyyin menjadi obyek dan bukan subyek dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. DIRGAHAYU NU KE 88..

Baca tautan ini:

http://www.rmol.co/read/2014/02/01/142158/NU-Jadi-Penyelamat-Indonesia-di-Tengah-Konflik-Antar-Partai-
Share:

0 comments:

Post a Comment

THF ARCHIVE

FP GUSDURIANS