Thursday, February 20, 2014

MENYADAP JOKOWI DAN MENGINTELI MBAK MEGA, BUAT APA?

"Rumah Jokowi disadap! Jokowi diteror! mBak Mega diikuti intel!" Begitulah kabar resmi dari PDIP yg saya baca di media online. Entah maksudnya ingin memberi informasi kepada publik saja, atau ada niat yang lebih jauh dari itu, tetapi layak kiranya kita menanggapi kabar-2 itu secara kritis dan tidak lebay (baik menerima atau menolak). Bagi saya, sadap menyadap kini sudah bukanlah suatu "hil yang mustahal" dilakukan oleh pihak-2 yang memiliki kepentingan, kesempatan, dan kemampuan. Termasuk terhadap Jokowi dan mBak Mega sekalipun. Pasca-penyadapan thd Pak SBY dan Ibu Ani,  terlepas siapapun yang melakukannya, kemungkinan itu terjadi pada tokoh-2 masyarakat sangat terbuka dan, karenanya, harap tidak terlalu kaget. Posisi mBak Mega dan Jokowi, secara politik nasional, sudah bisa dikatakan sama dengan capres dan mungkin malah Presiden. Sehingga apapun yang beliau berdua lakukan kalau bisa harus bisa dipantau sedetil mungkin, kalau perlu dengan cara-2 tak biasa seperti penguntitan setiap gerak dan penyadapan itu. Apakah hal itu lalu bisa dikategorikan sebagai aksi teror? Entar dulu. Belum diketahui benar, baik riil maupun dugaan, siapa pelakunya. Spekulasi bisa saja kemana-mana, termasuk mereka yg ingin mendekati kedua beliau pun bisa saja menggunakan cara-2 yg 'luar biasa' seperti ini. Bahkan, pihak lawan harus lebih canggih kalau ingin melakukan operasi klandestin seperti itu karena resikonya jauh lebih besar jika kedapatan dan mudah diusut. Walhasil, buat saya, fakta adanya penguntitan dan penyadapan tsb masih terlalu dini untuk disimpulkan sebagai ulah teror yg berasal dari musuh-2 MBak Mega atau Jokowi. Apalagi kalau kemudian dibumbui dg paranoia seakan-2 sumbernya adalah aparat dari komunitas intelijen milik negara yg bermacam-2 itu. Elit PDIP hendaknya menahan diri untuk tidak mengeksploitasi temuan yang masih terlalu awal utk disimpulkan dan menciptakan histeria publik, apalagi kalau niatnya kampanye politik. Laporkan saja kepada pihak yang berwenang dan minta mereka mengusut tuntas, jangan hanya didiamkan saja. Bukan tidak mungkin kasus 'penemuan alat sadap' ini akan menjadi model baru utk kampanye para politisi dan parpol, jika tidak ada upaya penuntasan masalah serta berujung pada sensasionalisme politik belaka. Stop paranoia politik!!

Selanjutnya baca tautan ini:

http://nasional.kompas.com/read/2014/02/20/1505206/Alat.Sadap.di.Rumah.Jokowi.Disebut.Beredar.Luas.di.Pasaran
Share:

0 comments:

Post a Comment

THF ARCHIVE

FP GUSDURIANS