Thursday, July 10, 2014

MENYAMBUT POSITIF PERINGATAN PARA TOKOH LINTAS-AGAMA

Peringatan atau warning yang diberikan oleh para tokoh lintas-agama, yg diwakili oleh Ketua PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin (DS) perlu diperhatikan dan sekaligus diapresiasi oleh seluruh penyelenggara negara dan warganegara RI. Kendati proses pemungutan suara telah berlangsung dengan aman dan tertib, tetapi masih ada proses rekapitulasi penghitungan suara yang masih harus dipantau dan diawasi secara ketat di seluruh jenjang, sampai pada pengumuman resmi oleh KPU pada 22 Juli nanti. Fakta yg ada saat ini adalah klaim kemenangan dari kedua kubu pasangan capres, berdasarkan kesahihan proses hitung cepat (Quick Count, QC) yg dilakukan oleh berbagai lembaga survei. Kendati klaim-2 tersebut sah-sah saja dilakukan, namun jika menciptakan kesalah pahaman dan distorsi informasi, maka ia berpotensi menyulut berbagai keributan di dalam masyarakat.

QC adalah metode untuk mengetahui hasil hitungan suara melalui survei dengan aturan dan prosedur yang sudah baku secara statistik. Termasuk sejauhmana akurasi sebuah QC akan sangat ditentukan oleh kemampuan surveyor dalam mengikuti secara konsisten prosedur dan aturan keilmuan tersebut. Itulah sebabnya, hanya lembaga-lembagta yang memilki track record yg baik saja yg bisa dipercaya karena telah memiliki bukti di publik bahwa hasil-2 QC yg pernah dibuatnya sana atau nyaris hasil hitungan nyata (real count), dengan margin toleransi kesalahan yg sangat kecil di bawah 1%. Mereka yang berada dalam posisi elit seharsunya ikut mendidik masyarakat dalam memahami hasil QC, bukan malah menggunakannya sebagai alat untuk menciptakan kesalah-pahaman dan kerusuhan. Publik dan seluruh rakyat Indonesia juga harus dididik agar mematuhi aturan hukum, bahwa pemenang yang resmi sebagai pasangan Presiden-Wapres hanya bisa dibuat dan diumumkan oleh KPU. Selain lembaga itu, maka semuanya hanyalah masih sementara sifatnya.

Disinilah relevansi himbauan dan peringatan DS di atas, yakni agar semua pihak bisa mengendalikan diri untuk tidak memprovokasi keadaan. Dan yg lebih penting dilakukan saat ini adalah mengawal, memantau, dan mengawasi proses rekapitulasi hasil pemungutan suara di semua tingkat. Hanya dengan cara ini saja potensi kecurangan-2 akan bisa ditekan sampai ke batas yg paling minim. Dan dalam praktik di seluruh negara demokrasi yg sudah mapan, hasil rekapitulasi yang benar-2 tak terkontaminasi oleh kecurangan akan sama dengan hasil QC yg kredibel. Kalaupun ada selisihnya maka sangat keci yaitu dalam toleransi di bawah 1%.

Demokrasi kita sedang diuji dan Alhamdulillah salah satu bagian penting, pemungutan suara, Pilpres telah berlangsung dengan aman dan damai. Kalaupun ada kasus-2 seperti di luar negeri atau beberapa daerah, Insya Allah nanti bisa diselesaikan. Reaksi pasar pun menunjukkan positif dan masyarakat internasional cenderung melihat Pilpres 2014 sampai hari ini masih sangat positif. Jika tren ini berjalan terus secara konsisten, maka bangsa dan NKRI akan benar-2 lulus menghadapi berbagai cobaan thd proses demokrasi. Dan siapapun yg akhirnya terpilih harusmenjadikannya sebagai modal dasar dalam melaksanakan amanat. Bukan malah memperlemah demokrasi dengan segala macam dalih.


Simak tautan ini:

 http://nasional.kompas.com/read/2014/07/10/14265231/Rekapitulasi.Rawan.Tokoh.Lintas.Agama.Minta.Penyelenggara.Pemilu.Tak.Curang
Share:

0 comments:

Post a Comment

THF ARCHIVE

FP GUSDURIANS