Jika bangsa ini tidak pernah menuntaskan kasus-kasus pelanggaran HAM
berat seperti ini, mustahil di masa depan akan bisa lepas dari trauma
kekerasan dan penindasan yang direkam dengan baik oleh sejarah. Bangsa
yang tak pernah belajar dari kesalahan, akan dikutuk terus menerus
mengulangi kesalahan demi kesalahan yang sama dan/atau yg semakin besar.
Menjadi kewajiban Pemerintah agar ada sebuah penyelesaian, baik secara
legal formal maupun secara moral, sehingga luka-luka batin dan luka-luka
traumatis sejarah bisa dihilangkan atau setidaknya disembuhkan.
Pemerintah tidak boleh hanya berhentgi denga janji yang setiap Pilpres
diulang-ulang seperti mantera pemikat dan penarik dukungan politik.
Kasus Munir ini, jika tdk kunjung usai, akan sama nasibnya dengan kasus
pelangaran HAM lainnya yang menodai bangsa dan negeri ini, seperti
korban G-30-S, kasus Tanjung Periuk, kasus Talangsari, kasus Cikeusik,
kasus Sampang, dan sebagainya.
Sebagai orang yang beruntung pernah mengenal almarhum MST, saya pribadi juga menginginkan agar kasus pembunuhan tsb dituntaskan, once and for all. Dan agar itu terjadi, perlu dihentikan retorika-retorika politik yang sudah basi dan digantikan dengan tindakan nyata dari pihak-pihak yang memiliki kewajiban dan tugas itu.
Simak tautan ini:
http://www.tempo.co/read/news/2014/12/11/078627887/Munir-Dibunuh-karena-Sejumlah-Motif-Apa-Saja
Sebagai orang yang beruntung pernah mengenal almarhum MST, saya pribadi juga menginginkan agar kasus pembunuhan tsb dituntaskan, once and for all. Dan agar itu terjadi, perlu dihentikan retorika-retorika politik yang sudah basi dan digantikan dengan tindakan nyata dari pihak-pihak yang memiliki kewajiban dan tugas itu.
Simak tautan ini:
http://www.tempo.co/read/news/2014/12/11/078627887/Munir-Dibunuh-karena-Sejumlah-Motif-Apa-Saja
0 comments:
Post a Comment