Tuesday, March 3, 2015

AKHIR TRAGIS 'CICAK VS BUAYA 3': MUNCULNYA KPK JENIS BARU

Kalau drama persilatan "Ahok vs Siluman" mengarah kepada kapitulasi para siluman dan keunggulan sang pendekar, maka lain ceritanya dg episode 3 drama "Cicak vs Buaya". Yang terakhir ini berakhir tragis dg skor 3:1. Buaya akhirnya berhasil membuat Cicak tunduk dan kini sedang menuju kehancuran marwah serta kiprahnya.

Kegigihan perlawanan sang Cicak ternyata tidak membawa pada keunggulan seperti yg pernah diraihnya pada dua episode sebelumnya. Buaya (yg sudah berpengalaman dari kekalahan yg lalu) kini mendapat sokongan luas dari elit penguasa, termasuk dari Istana, DPR, dan Yudikatif (Pengadilan). Cicak benar2 babak belur: para bossnya dijadikan tersangka, anak buahnya dikriminalisasi, geraknya dihadang Pengadilan, dan organisasinya kini sedang diacak2.

Itulah akhir sedih yg harus ditanggung KPK. Setelah Presiden Jokowi (PJ) membuat keputusan penggantian pimpinan KPK pasca- praperadilan Komjen Budi Gunawan (BG), maka seperti rumah kartu ditiup lesus, kegagahan8 KPK pun ambyar. Plt pimpinan KPK dibawah Taufiequrrahman Ruki (TR) berhasil menancapkan paku terakhir utk peti mati lembaga antirasuah tsb. Kini sebuah KPK "Baru" sedang dibangun di atas reruntuhan puing2nya.

Kekalahan KPK bisa kita ringkas sbb. PERTAMA, pihak KPK tdk melakukan langkah hukum thd PN Jaksel dlm soal pra-peradilan. KEDUA, pihak KPK membiarkan TR melakukan negosiasi dg Polri dan Kejaksaan utk mengambil alih kasus BG. KETIGA, pihak KPK tidak mampu menghentikan kriminalisasi thd para pimpinan dan penyidiknya. Dan KEEMPAT, yg paling menyedihkan dari semua kekalahan itu, adlh bhw kasus BG dikembalikan ke Polri. Padahal semua orang tahu bhwa justru dari dulu Polri sudah memutuskan bhwa BG bersih dari dugaan rekening gendut! Jadi.....

KPK kini tinggal menunggu satu langkah lagi dari Pemerintah dan Parlemen, yaitu perubahan UU yg akan membuat lembaga ini hanya berfungsi utk pencegahan, BUKAN PEMBERANTASAN, korupsi. Kalau ini terjadi maka inilah hadiah dari PJ kpd bangsa dan NKRI, "hancurnya satu2 hasil reformasi yg masih bisa dibanggakan oleh rakyat." Dan kalau melihat gelagat saat ini, tampaknya PJ dan para politisi pendukungnya sedang merancang proses perubahan peran dan fungsi KPK tsb.

Bagaimana dg dukungan masyarakat sipil thd KPK? Inilah yg bagi saya sangat merisaukan. Dukungan tsb terasa hanya seperti buih atau gelembung busa belaka. Gencarnya serangan balik dari lawan2 KPK tak bisa dibendung oleh rakyat yg selama ini loyal dan kokoh di belakangnya. Berbagai berita ttg Abraham Samad (AS) yg diekspose media ternyata cukup efektif utk menggembosi dukungam publik. Seolah2 publik kini disuguhi sebuah pilihan "dukung AS atau hukum". Dan karena AS adlh Ketua KPK, mk mendukungnya sama dg mendukung KPK!.

Apakah lalu KPK akan menyerah total? Saya kira kemungkinan ke sana bisa saja walaupun secara gradual. Jika para pimpinan KPK yg baru nanti juga orang2 yg tunduk pd perintah parpol dan Pemerintah, mk kita akan menyaksikan KPK model baru pasca "Cicak vs Buaya ke 3" itu. Sebuah KPK yg patuh dan tunduk kpd kekuasaan. Alih2 akan menjadi kebanggan rakyat dan negara, ia akan jadi alat politik yg efektif utk memberangus lawan2 yg dianggap berbahaya.

Simak tautan ini:

http://www.rmol.co/read/2015/03/03/193899/Selamat,-Jokowi-Berhasil-Lemahkan-KPK-dan-Selamatkan-BG

Share:

0 comments:

Post a Comment

THF ARCHIVE

FP GUSDURIANS