Monday, March 30, 2015

MENTERI YOHANA DAN GUBERNUR AHOK

Diantara sekian banyak Menteri dalam Kabinet Kerja Presiden Jokowi (PJ), Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPA), Yohana SusanaYembise (YY), adalah yang paling tidak saya kenal bahkan dengar sebelumnya. Jadi saya mohon maaf kepada beliau atau para pendukungnya jika saya ujug-ujug melontarkan komentar yang kritis terhadapnya, terkait statemennya mengenai Gub DKI Ahok. Tentu beliau sebagai warganegara dan pejabat negara yang membawahi masalah perempuan dan anak-anak memiliki hak sepenuhnya mengritik sang Gubernur. Apalagi jika kemudian beliau menganggap bahwa hal tersebut merupakan salah satu keharusan utk mengingatkan sesama pejabat agar bersikap sopan dan santun di ruang publik.

Adalah merupakan fakta bahwa Gubernur asal Belitung itu sangat royal dalam menggunakan kata-kata yang seringkali dikatakan tidak sopan, vulgar, dan bahkan jorok menurut ukuran kesusilaan publik. Ahok pun harus meminta maaf kepada publik ketika dalam salah satu wawancara di TV mengeluarkan "bahasa toilet" dan menjadi bahan kritik di ruang publik. Kebiasaan omongan Gub DKI yang kurang berkenan di telinga publik itu pun kini menjadi salah satu hal yang sedang diselidiki oleh Tim Angket bentukan DPRD DKI. Kritik YY terhadap Ahok sebenarnya sah-sah saja seandainya beliau tidak melebar dengan membawa-bawa orang tua sang Gubernur yang seakan-akan salah memberikan didikan kepada anaknya. Sebab, bagaimanapun juga dalam hal ini Ahok punya tanggungjawab pribadi terhadap apa yang dilakukannya. Mengaitkan apa yang diperbuat sang Gubernur dengan orang tua, apalagi salah mendidik, tentu hal yang lebay dan malah membuat kritik Bu Menteri tsb tidak efektif.

Namun demikian, saya tidak sependapat jika statemen YY dianggap sebagai sebuah penghinaan, baik terhadap Gub Ahok maupun orang tua beliau. Kalaupun statemen tersebut lebay, tetapi bukan berarti menghina baik sengaja maupun tidak. Saya lebih melihatnya sebagai ekspressi keprihatinan Bu Menteri terhadap erosi kesantunan publik (public civility) dalam diri sang Gubernur. Keprihatinan tsb membuat YY menunjukkan pentingnya pendidikan dalam keluarga yang akan berbekas dalam pertumbuhan dan perkembangan seseorang. Jika persepsi saya ini ada benarnya, sejatinya tak perlu ada lapor melaporkan kepada Polisi, tetapi cukup dengan klarifikasi dan meralat saja, sekalian saling silaturahim antar kedua pejabat publik tsb.

Saya juga tidak yakin bahwa Gub Ahok akan menarik masalah ini terlalu panjang, karena beliau juga memahami bahwa reaksi publik terhadap cara berkomunikasi beliau selama ini akan sangat bervariasi. Termasuk munculnya kritik yang tajam seperti yang dilontarkan YY. Jadi ketimbang lapor-melaporkan, saya kira akan lebih produktif jika kedua pejabat penting tersebut saling memberikan penjelasan dan bersilaturahim saja. Siapa tahu ada hal-2 yang lebih positif dari pertemuan antara tokoh dari Timur dan Barat tsb bagi kebaikan bangsa dan NKRI.


Simak tautan ini:

http://sp.beritasatu.com/home/menghina-ahok-menteri-yohana-dipolisikan/82723
Share:

0 comments:

Post a Comment

THF ARCHIVE

FP GUSDURIANS