Tuesday, October 20, 2015

MKD DPR DAN FENOMENA 'ZOMBIE' DI SENAYAN

Walaupun saya sudah menerka sebelumnya bahwa Mahkamah Kehormatan Dewan (MLD) DPR akan memberi sanksi super ringan kepada Ketua dan Wakil Ketua DPR RI terkait "Trump-gate", tetapi tak ada salahnya utk menggarisbawahi sekali lagi dlm posting hari ini. Garis bawah tersebut mungkin agak sama dengan yang dinyatakan oleh politisi PDIP di Senayan, Adian Napitupulu (AN), yg juga mantan aktifis Forum Kota (Forkot) itu, bahwa putusan MKD ini adalah "lonceng kematian bagi DPR." (http://politik.rmol.co/read/2015/10/20/221430/Putusan-MKD-Lonceng-Kematian-Lembaga-DPR-). Mungkin bedanya hanya sedikit. Saya tidak menyebut lonceng kematian, tetapi DPR sudah mati suri.

Lonceng kematian hanya semacam pertanda atau isyarat, tetapi kalau sudah mati suri artinya memang sudah koma, dan kemungkinan bisa hidup lagi sangat kecil. Mengapa demikian? Karena namanya Mahkamah Kehormatan, seharusnya ia memang benar-2 memberikan prioritas kepada masalah pelanggaran etika yang dilakukan oleh anggota dewan dan pimpinannya, dihadapkan kepada kepentingan bangsa dan negara. Landasan dan pertimbangan moral yang seharusnya dipakai oleh MKD adalah martabat dan kehormatan bangsa, bukan martabat DPR, apalagi partai atau fraksi di Parlemen. Nah jika ukurannya demikian, dan MKD hanya memberi teguran ringan seperti itu, jelas bahwa memang lembaga itu dan DPR sekaligus sudah mati suri.

Saya kira apa yang dilakukan pimpinan DPR di New York itu akan djadikan rujukan oleh para politisi lainnya, bahwa berbuat sesuatu yang melecehkan negara dan bangsa Indonesia adalah hal yang sanksinya hanya teguran ringan. Apalagi kalau cuma melakukan hal-hal amoral lainnya yg "level" nya di bawah itu, tentu lebih ringan lagi. DPR semakin meyakinkan rakyat Indonesia sebagai lembaga negara yang tidak layak utk dipercaya. Jika rakyat memberi ponten merah kepada DPR maka hak itu semakin ditegukan lagi dengan mati surinya lembaga itu.

Lantas apa lagi yg tersisa dari DPR kecuali menunggu kematian yang sesungguhnya? Tidak heran jika di ruang publik kini sering terdengar dan terbaca keinginan utk memboikot DPR dan bahkan ada hastag pembubaran DPR. Jika lembaga yang dipilih rakyat dan diharapkan utk bekerja memenuhi aspirasi rakyat sudah mati suri, maka yang mereka lihat tiap hari di Senayan sejatinya hanyalah para zombie alias mayat-2 hidup yang berlalu lalang dan berwacana di gedung mewah itu. Mereka tidak lagi hidup dan bisa berfungsi sebagai manusia, apalagi wakil rakyat.

Na'udzubillah min dzalik!


Simak tautan ini:

http://politik.rmol.co/read/2015/10/19/221378/MKD-Cuma-Tegur-Setya-Novanto-dan-Fadli-Zon- 
Share:

0 comments:

Post a Comment

THF ARCHIVE

FP GUSDURIANS