Monday, December 14, 2015

TEKANAN TERHADAP SETYA NOVANTO KIAN MEMBESAR

Setelah beberapa petisi yang diajukan melalui change.org berisi tuntutan pengunduran diri Ketua DPR, Setya Novanto (SN), kini kelompok masyarakat sipil yang menamakan diri Komite Penyelamat Nawacita (KPN) berencana melakukan unjuk rasa dengan tujuan "mendorong aparat penegak hukum memroses unsur pidana yang dilakukan Ketua DPR RI Setya Novanto dan pengusaha Muhammad Riza Chalid." Dinamika ini tampaknya akan sulit dicegah oleh para politisi dan parpol dan merupakan sebuah perlawanan politik yang akan makin mempersulit upaya penyelamatan pentolan Golkar itu dari tahtanya sebagai pimpinan lembaga perwakilan rakyat tsb. (http://nasional.tempo.co/read/news/2015/11/18/078720029/3-petisi-ini-tuntut-setya-novanto-mundur-sebagai-ketua-dpr).

Seperti efek bola salju, tekanan thd SN agar hengkang dari jabatannya, kian hari akan kian membesar. Bola yang relatif kecil dibiarkan terus menggelinding oleh MKD dan para 'Yang Mulia' pendukung SN di dalamnya, serta manuver-manuver mereka yang mencoba menghempang proses persidangan etika. Alih-alih trik itu berhasil, justru kemerawutanlah yang terjadi dan disaksikan secara terbuka oleh rakyat Indonesia. Episode-2 drama dengan lakon "Mahkamah Kayak Dhagelan" pun satu demi satu dipertontonkan dan semakin banyak episode, justru rakyat makin kehilangan minat. Sebab rakyat seakan berada dalam momen 'deja vu' ketika MKD menyidangkan kasus 'Trump-gate' yang juga melibatkan orang yang sama dan hasilnya hanya sebuah sanksi teguran. Padahal fakta-fakta yang bisa diikuti dengan jelas di media bahwa telah terjadi pelanggaran etika terkait kehadiran para petinggi DPR dalam kampanye Donald Trump (DT) di New York.

Dan bola salju pun terus menggelinding dari Senayan menuju Gedung Bundar dan dari sosmed menuju jalan raya. Politisi Senayan dan parpol pendukung SN (yg bukan hanya dari kubu KMP semata) semakin kesulitan utk menghandelnya. Perkembangan terakhir bahkan semakin mempersulit MKD: ketidak mampuan menghadirkan Riza Chalid (MR) dan sikap Menkopolhukam Luhut Panjaitan (LP) yang terang-2an menginginkan dirinya didengarkan pandangan dan klarifikasinya, karena nama beliau yang disebut 66 kali dalam rekaman percakapan yang dibuat oleh Presdir PT Freeport Indonesia, Maroef Sjamsuddin (MS), dan selanjutna dilaporkan oleh Menteri ESDM, Sudirman Said (SS) ke DPR!

NS dan para pendukungnya yang semula super pede, kini mulai gerah. Manuver-manuver penyelamatan yang semula dianggap efektif kini terasa tumpul dan malah cenderung menghasilkan semacam pukulan balik (blowback) bagi sang Ketua DPR. Dan jika benar aksi-aksi unjuk rasa dilancarkan terus menerus oleh kelompok-2 masyarakat sipil utk menuntut pengunduran diri SN, niscaya akan semakin mempersulit pertahanan dirinya. Tentu saja, sebagai seorang politisi kawakan yang telah berkali-kali bisa menghindari tekanan dalam beberapa kasus yang melibatkan namanya, SN akan terus melakukan perlawanan dg manuver-2 yang lain. Ditambah dengan kekuatan finansial yg solid di belakangnya, SN dan para pendukungnya juga bisa saja lolos dari lubang jarum.

Hari-hari ke depan akan tampak kelabu bagi SN, seperti mendung tebal yang menggantung di langit Senayan.

Simak tautan ini:

http://nasional.kompas.com/read/2015/12/13/16095491/MKD.Masuk.Angin.Ratusan.Massa.Akan.Gedor.Tiga.Penegak.Hukum?utm_source=RD&utm_medium=box&utm_campaign=Kaitrd
Share:

0 comments:

Post a Comment

THF ARCHIVE

FP GUSDURIANS