Pertikaian di tubuh DPP Golkar bukannya kian terkelola, tetapi justru kian marak. Yang menarik, kini yang saling berantem adalah kubu Aburizal Bakrie (ARB) yang biasanya paling terdepan dalam mengklaim soliditas dan memiliki legitimasi hukum dan politik. Setelah kubu Agung Laksono (AL) mematuhi putusan MA dan menerima pencabutan pengesahan Pengurus DPP nya oleh Kemenkumham, hal itsb bukannya membuat kubu ARB jadi solid, tetapi malah berantakan.
Pasalnya kubu boss Lapindo ini menggunakan pendekatan kekuasaan secara berlebihan dan mengabaikan diktum b ahwa politik sangat mementingkan kompromi. Alih-alih kompromi dengan para pesaingna, kubu ARB malah memakai jurus menyerang: 1) Menolak rekomendasi Dewan Perimbangan Partai mengenai pentingnya diselenggarakan Munas bersama (rekonsiliasi); 2) Ngotot melakukan penggantian pimpinan Fraksi dengan mengutamakan pendukung Setya Novanto (SN); 3) Meremehkan peran para senior Golkar seperti Akbar Tanjung dan Prof. Muladi; dan 4) Ngotot bahwa kepemimpinan ARB sampai 2019.
Jurus maut kubu ARB ternyata malah menciptakan pukulan balik alias backlash. Reaksi Wantim, dan para sesepuh Golkar sangat negatif dan mendelegitimasi kepmimpinan ARB dkk. Implikasinya, kini di antara para pendukung utama ARB sendiri pecah. Di DPR, Fraksi Golkar konon pecah tiga gara-2 ARB memaksakan SN menjadi Ketua Fraksi. Pemerintah pun kini semakin bersikap diam dengan klaim ARB bahwa dirinya memiliki keabsahan sebagai Ketua DPP Golkar sampai 2019. Kemenkumham tidak kunjung mengesahkan dan Istana semakin cenderung berpihak pada gagasan Munas rekonsiliasi.
Naga-naganya, kubu ARB justru akan "gulung tikar" jika terus melakukan kamikaze politik seperti ini. Prediksi saya, DPD-DPD di tingkat I dan II yang sampai kini masih solid, juga akan bergabung dengan pihak yang akan menyelenggarakan Munas rekonsiliasi, karena hanya dengan cara demikian soliditas dfan bahkan survival Golkar di Daerah akan bisa dipertahankan. Kendati ARb mencoba melakukan pendekatan kepada Pemerintah utk bergabung dalam koalisi partai pendukung Presiden Jokowi (PJ), tetapi tampaknya belum direspon dengan baik.
ARB dkk sedang 'membunuh' Golkar, partai yang pernah berkuasa di negeri ini selama 32 tahun lamanya. Agar hal ini tak terjadi, tidak ada langkah yang lebih pas melebihi segera dilaksanakannya Munas rekonsiliasi dengan mengangkat para pengurus baru yang tidak lagi terkontaminasi oleh konflik-2 sebelumnya. Sebab jika hasil Munas nanti masih merepresentasikan dominasi salah satu kubu, maka proses kehancuran partai berlambang beringin itu tak akan bisa dihentikan.
Simak tautan ini:
0 comments:
Post a Comment