Friday, February 8, 2019

"NGENES" NYA POSISI PRESIDEN TRUMP

Belum usai proses pemeriksaan Timsus (Special Counsel) Kementerian Kehakiman (Secretary of Justice), kini Konggres AS (the House of Representatives) akan memeriksa Presiden Donald J. Trump dan pemerintahnya dengan seabreg persoalan yang telah diinventarisasi. Setidaknya ada 10 Komisi yang akan memeriksa 19 (sembilanbelas) persoalan terkait dengan orang nomor satu di negeri Paman Sam tsb (lihat tautan infografis di bawah). Termasuk, Komisi Intelijen yang akan memeriksa tiga masalah yg termasuk sensitif secara politik bagi Trump, yaitu: Kolusi dengan Rusia, tembok perbatasan, dan sanksi terhadap Rusia. Sementara Komisi Hukum akan memeriksa masalah perlindungan terhadap Timsus Mueller, dan isu pemisahan anak-anak dari keluarga para imigran. 
 
Jika hasil pemeriksaan Konggres AS ini bisa memperkuat atau menambah apa yang sedang dilakukan oleh Timsus yang dipimpin oleh Rober Mueller di atas, maka akan makin beranak-pinaklah urusan sang Presiden dengan para hamba wet. Belum lagi berbagai pemeriksaan dari lembaga lain terhadap dirinya dan anggota keluarganya, serta orang-orang yang punya kaitan dengannya. Seperti, misalnya, kasus-kasus yang ditangani oleh Kantor Kejaksaan di New York bagian Selatan (US Attorney Office for the Southern District of New York) dan Pengadilan Negeri Distrik Virginia bagian Timur (US District Court for the Eastern District of Virginia).


Pertaruhan nasib politik Trump ini diawali dengan munculnya dugaan adanya pelanggaran dalam Pilpres 2016, yang membawanya ke singgasana Gedung Putih. Seperti diketahui, kandidat Presiden dari Partai Demokrat, Hillary Clinton, berhasil dikalahkannya dalam perhitungan jumlah suara di Electoral College. Donald Trump dinyatakan menang kendati secara hitungan suara pemilih (popular votes) sang mantan Ibu Negara unggul sekitar 3 juta suara!

Namun setelah Pilpres usai muncullah berbagai indikasi bahwa telah terjadi pelanggaran dalam Pilpres yang diduga dilakukan oleh kubu Trump. Dalam pelanggaran tsb para agen intelijen Rusia, GRU, diduga terlibat dengan tujuan memenangkan Trump. Persekongkolan antara Trump dan agen rahasia Rusia pun terindikasi dari berbagai kasus, seperti hacking komputer di markas besar partai Demokrat, pembocoran informasi email Hillary Clinton melalui Wikileak, dll. Maka dibentuklah Timsus oleh Kementerian Kehakiman dibawah pimpinan oleh Robert Mueller yang sampai kini telah bekerja lebih dari satu setengah tahun lamanya.

Dalam perkembangannya, ternyata pemeriksaan kasus itu berkembang jauh; bukan hanya soal kolusi dengan pihak asing (Rusia), yang jika terbukti akan membuka jalan kepada pemakzulan Presiden, tetapi juga bertambah lagi dengan berbagai dugaan pidana terkait dengan penyalahgunaan dana kampanye, pemberian uang kepada perempuan-perempuan teman kencan Trump, kebohongan terhadap pemeriksaan FBI dan Timsus Mueller, korupsi Yayasan Trump, dll.

Rentetan pemeriksaan Timsus Mueller yang melibatkan Donald Trump dan pemerintahnya; anggota keluarganya, para kolega dekatnya, dan pihak-pihak asing ini telah berhasil menjadikan tersangka puluhan orang. Jaksa Tinggi New York, Letitia James, bahkan berjanji akan membongkar semua tidak pidana yang dilakukan Trump dan keluarganya di wilayahnegara bagian tersebut. Dan kini giliran DPR AS, yang pada saat ini didominasi oleh Partai Demokrat, melakukan pemeriksaan terhadap Trump. Namun sampai saat ini belum ada satupun dugaan kolusi yang benar-benar bisa ditimpakan kepada sang Presiden dan yang akan langsung bisa digunakan sebagai dasar hukum bagi pemakzulan beliau.

Tak pelak, dengan deras dan bertubi-tubinya tudingan dan pemeriksaan serta banyaknya kasus yang terkait dengan dirinya, sang Presiden ini benar-benar merasakan dampak negatifnya. Menurut laporan hasil survei yang dilakukan oleh lembaga-lembaga prestisius, popularitas dan "job approval" Trump pun kian tiarap: 36% (CNN); 38% (Gallup); dan 37% (Rasmussen). Setelah kekalahan politik menghadapi perlawanan kubu partai Demokrat di Konggres, dalam kasus penutupan kantor Federal, beberapa minggu lalu, pamor politik Trump makin buram. Dan jika pemeriksaan Konggres ini sukses, maka akan makin "ngenes" lah prospek politik Trump di Pilpres 2020.

Simak tautan ini:

Share:

0 comments:

Post a Comment

THF ARCHIVE

FP GUSDURIANS