Wednesday, November 27, 2019

REUNI 212 SEBUAH MOMENTUM GERAKAN POLITIK

Dalam acara Layar Demokrasi di CNN TV semalam (26/11/2019), dengan tema "Reuni 212 Tak Direstui MUI" saya ikut berdialog bersama Dr. Cholil Nafis (MUI) dan Ustad Awit Mashuri (Panitya Reuni 212). Perbincangan yang dipandu oleh host CNN TV, Rivana Pratiwi, mencoba menelaah lebih dalam apa yang menjadi tujuan Reuni yang akan digelar pada Senin, 2 Desember 2019, di Monas itu.

Saya menyoroti Reuni 212 yang sudah beberapa kali diselenggarakan itu dari perspektif politik. Menurut hemat saya Reuni kali ini merupakan sambungan dari gerakan kelompok Islam politik yang didukung FPI, PA 212, FUI, dll. Tujuan mereka tentu tidak tunggal, tetapi berlapis: mulai dari melakukan pembelaan kepada Imam Besar FPI, Habib Rizieq Shihab (HRS) sampai kepada gerakan politik oposisi terhadap pemerintah Presiden Jokowi (PJ). Kegiatan semacam ini akan terus dilakukan sebagai upaya memelihara momentum dan sekaligus memperjuangkan kepentingan kelompok tsb. Selain itu tentu saja memperkuat dan melestarikan soliditas kelompok.

Reaksi Pemerintah dan juga MUI perlu proporsional. Saya tidak sepakat dg reaksi Kastaf KSP, Moeldoko, maupun Mendagri Tito Karnavian, yang cenderung menggunakan narasi kekhawatiran terhadap Reuni tsb. Sebab justru dengan reaksi seperti itu gerakan politik akan makin menguat, dan yang lebih penting lagi solusi bagi pemecahan masalah (HRS) makin rumit. MUI saya kira perlu menjadi mediator dalam pencarian solusi ini.

Silakan menyimak video di bawah ini dan memberikan komentar. Trims. (MASH)

https://www.youtube.com/watch?v=2RvtIwwYZf0
Share:

0 comments:

Post a Comment

THF ARCHIVE

FP GUSDURIANS