Penundaan pengumuman hasil Pilpres Mesir dapat menciptakan khaos politik yg lebih besar dan membuat Penguasa Tertinggi Militer Mesir (SCAF) lebih leluasa melakukan operasi repressif. SCAF akan mendapat dukungan negara-2 Barat dan israel, kendati secara diam-2, karena kekhawatiran bhw Mesir akan jatuh di tangan kelompok Islamist di bawah Ikhwanul Muslimin (IM). Inilah nasib reformasi di negara yang terlalu lama berada dalam kekuasaan militer yg berkolaborasi dg diktator yg tergantung pada dukungan kekuatan adi daya. Rakyat Mesir masih harus terus berjuang membebaskan diri dari cengkeraman otoriterisme militer ataupun sipil.
Selanjutnya baca tautan ini:
http://www.bbc.co.uk/news/world-africa-18528121
Social Profiles
-
Kritik thd NU, gara-2 pembubaran pengajian MTA di Kudus, adlh hal yg wajar. Karena memang NU selama ini dikenal sbg 'pembela plural... -
Diberitakan oleh media bahwa sebelas hari lalu (18 Juni 2020), Presiden Joko Widodo (PJ) marah dalam sebuah rapat Kabinet Kerja 2. PJ b... -
Pak Ngadiyono (Ng), Wakil Ketua DPRD Kabupaten Gunung Kidul, konon dilaporkan ke kantor Polisi, gegara dituding telah melakukan penghina... -
Di medsos berdar kabar gencar nahwa pada Jumat, 31 Maret 2017, akan digelar aksi massa yang diberi label "Aksi 313" yang dimot... -
Kelompok Majelis Tafsir Alqur'an (MTA), memang membuat resah kalangan nahdliyyin karena pandangan yg radikal. Termasuk mengharamkan ta...
0 comments:
Post a Comment