Monday, June 18, 2012

RAJIN IBADAH, TETAPI TETAP KORUPSI?

Permasalahan klasik adanya jurang antara "yg seharusnya" dan "yg ada" dlm ke-beragama-an akan selalu muncul. Keber-agama-an yg formalistik cenderung tidak memiliki implikasi nyata dlm kehidupan. Itu terjadi bukan saja dlm soal ibadah shalat, tetapi juga ibadah lain spt. puasa, zakat, dan haji. Keber-agama-an harusnya dibuktikan dalam kesalehan (piety) dalam kehidupan bersama komunitas dan masyarakat. Kesalehan bukan hanya pd tataran individual, tetapi juga sosial. Ibadah hanya bermakna jika implikasinya terus menerus dpt dibuktikan secara empiris oleh pelakunya dalam kehidupan nyata. Kesenjangan antara kesalehan dan realitas sosial yg terjadi saat ini adlh bukti bhw klaim meningkatnya ke-beragama-an di Indonesia hanyalah sebuah gejala luar dan formalisme.

Selanjutnya baca tautan ini:

http://news.detik.com/read/2012/06/18/082852/1943555/10/rajin-ibadah-kok-tetap-korupsi-kenapa
Share:

0 comments:

Post a Comment

THF ARCHIVE

FP GUSDURIANS