Sunday, June 2, 2013

PERLU KEBIJAKAN ENERGI NASIONAL YG EFEKTIF, BUKAN SEKADAR KENAIKAN BBM

Publik Indonesia, terutama masyarakat lapis bawah, boleh saja menolak rencana kenaikan harga BBM sebagaimana terekam dlm jajak pendapat LSN. Demikian juga parpol-2 di Senayan, seperti PDIP, Gerindra, Hanura, PKS, dan mungkin PPP (?), serta parpol peserta Pemilu spt Nasdem dan PBB. Tetapi tampaknya Pemerintah tetap akan bergeming dg keputusan tsb, dg alasan klasik: hitung-2an anggaran negara serta politik mendekati Pileg dan Pilpres 2014. Pihak partai penguasa seperti PD, Golkar, PAN, dan PKB akan berteriak bhw subsidi BLSM adlh perjuangan mereka membela rakyat. Sayangnya, fakta adanya bhw subsidi (BLSM atau BLT) harus selalu ada (dan trilyunan) tampaknya justru memperkuat dugaan bhw kebijakan harga BBM bukan hasil dr suatu strategi energi nasional yg efektif dan memiliki dampak ekonomi yg positif dlm jangka panjang. Ia adalah sekadar kebijakan reaktif terhadap gejolak pasar dunia dan manuver politik berkala parpol dan elitnya. Tanpa suatu strategi energi nasional yg tepat, siapapun yg nanti menang dan berkuasa pada pemilu 2014 pasti akan dipaksa mencari-2 alasan menaikkan BBM dan rakyat akan diiming-2i lagi dg jenis subsidi yg sama. Dan lingkaran setan itu akan terus berlangsung sampai negeri ini akhirnya bangkrut.

Selanjutnya baca tautan ini:

http://www.rmol.co/read/2013/06/02/112956/Survei-LSN:-Mayoritas-Publik-Menolak-Kenaikan-Harga-BBM-
Share:

0 comments:

Post a Comment

THF ARCHIVE

FP GUSDURIANS