Saturday, August 17, 2013

PENEMBAKAN THD ANGGOTA-2 POLRI DILAKUKAN KRIMINAL BIASA?

Dalam tempo sebulan, penembakan terhadap anggota Polisi di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) dg modus operandi (MO) yg sama, telah menewaskan 3 orang. Hemat saya tdklah nalar jika itu dilakukan penjahat tau kriminal biasa. Argumen Neta Pane (NP), petinggi LSM Indonesia Police Watch (IPW) selain bertentangan dg bukti-2 awal yg telah dikemukakan Polri, juga berujung pada anggapan enteng thd terorisme di Indonesia. Dg kata lain NP terkesan tidak percaya bhw kasus-2 penembakan polisi di Medan, Solo, Jogja, Poso, dan kini Tangsel adalah rangkaian aksi yg dilakukan untuk membuat Polri kehilangan determinasi sebagai salah satu ujung tombak menghadapi ancaman terorisme. Saya heran kenapa NP, yg notabene memiliki pengetahuan dan kontak yang sangat bagus dg Polri, membuat analisa serampangan seperti itu. Saya sebaliknya semakin yakin bhw kelompok-2 teroris telah menjadikan Polisi secara umum (bukan hanya anggota Densus 88 saja) sebagai target taktis dan strategis. MO yg kini digunakan adlh pembunuhan thd anggota Polri secara individual, acak, df pleku sangat ahli, dan sasarannya tidak harus anggota yg memiliki fungsi atau posisi yang langsung berhadapan dg pemberantasan terorisme. Bisa saja, misalnya, anggota Polantas jadi sasaran. Ini jelas bukan "kriminalitas biasa" seperti yg dikatakan NP. Tetapi sebuah operasi yg sistematis, terencana, dan pelakunya memiliki kecanggihan tinggi. MO ini terjadi ketika Polri sedang menghadapi masalah ketidakpercayaan masyarakat akibat kasus-2 korupsi di dlm elit mereka. Ancaman teror thd Polri dan anggota-2nya adalh riil dan sangat serius dampaknya bagi bangsa dan negara. Jika tak secepatnya diatasi, Indonesia berpotensi dibikin seperti Meksiko, Kolombia, Somalia, dll. 

Selanjutnya baca tautan ini:


http://polhukam.rmol.co/read/2013/08/17/122180/Penembakan-Polisi-Dilakukan-Pelaku-Kriminal-Biasa-yang-Uji-Nyali-
Share:

0 comments:

Post a Comment

THF ARCHIVE

FP GUSDURIANS