Sunday, September 29, 2013

TIDAK ADA KONFLIK INTERNAL POLRI JELANG PERGANTIAN KAPOLRI

Saya tidak yakin bhw alasan pengangkatan Komjen Sutarman sebagai pengganti Kapolri Jend Pol Timur Pradopo (TP) ada hubungannya dg kekhawatiran perpecahan di tubuh Polri. Pandangan Edi Hasibuan (EH), anggota Kompolnas tsb, terlalu lebay. Secara umum, tidak ada perpecahan dlm elit maupun batang tubuh Polri. Yang menjadi masalah sangat serius di tubuh Polri adalah eksternalitasnya: merosotnya kepercayaan publik (public trust) thd Polri dan terbongkarnya keterlibatan para elit Polri dalam skandal korupsi jumbo. Hemat saya, TP tidak berhasil melakukan reformasi birokrasi (RB) dan meningkatkan kapasitas Polri sebagai pelayan dan pelindung publik. Di bawah TP, Polri justru tapak enggan menghadapi ormas-2 sangar dan anarkis, sebagaimana tampak dalam berbagai kasus kekerasan berkedok agama. Justru ada kesan TP dekat dengan dan menolerir ulah organisasi-2 yg sering melakukan sweeping. Bahkan akhir-2 ini, peringatan dan statemen Presiden agar ada tindakan tegas thd ormas pembuat onar pun cenderung tidak ada tindaklanjutnya dari aparat keamanan, khususnya Polri. Belum lagi moral yang merosot dari anggota Polri karena kasus penembakan berturut-2 yg sampaisaat ini tak juga terbongkar dalang dan motifnya. Komjen Sutarman jelas mewarisi "bengkalai" yang sangat besar dari TP. Tetapi Pak Tarman juga "spesialis" pengganti TP ketika menjadi Kapolda di jabar dan DKI. Ada kelanjutan dan perubahan (continuity and change) yg diharapkan dari Pak Tarman oleh Presiden. Kelanjutan agar kepemimpinan Polri tetap solid menghadapi kerja akbar Pemilu 2014, perubahan agar Pak Tarman membuat Polri bangit dari keterpurukan. Sebuah "Herculian task" mengingat beliau nanti hanya bertugas sampai 2015...!

Selanjutnya baca tautan ini:

http://news.okezone.com/read/2013/09/29/339/873526/tunjuk-sutarman-sby-cegah-konflik-di-tubuh-polri
Share:

0 comments:

Post a Comment

THF ARCHIVE

FP GUSDURIANS