Inilah hasilnya kalau Pemerintah diisi oleh manusia-manusia yang hanya pintar memikirkan untung rugi diri sendiri dan kelompoknya, tetapi ekonomis dalam penalaran dan nurani. Elpiji 12 kg yang naik sampai 68% dianggap "sudah tepat"dengan argumentasi yang bisa dikatakan "semelekede"alias "mbelgedhes". Coba simak alasan Menko Perekonomian Hatta Rajasa (HRs), yaitu jika tidak dinaikkan maka Pertamina akan rugi. Masya Allah, jadi ketimbang BUMN tanpa modal itu "rugi" lebih baik rakyat Indonesia yang sudah terlanjur tergantung pada gas itu biarkan saja kapiran? Itulah logika penguasa yang cuma melihat keuntungan diri sendiri. Karena jika Pertamina untung, maka duit yang akan didapat untuk Pemilu juga besar, bukan? Lalau apa gunanya dibentuk BUMN yang juga berfungsi untuk menjaga kebutuhan strategis rakyat itu?Ini belum lagi kalau diselidiki lebih jauh, bahwa ternyata kenaikan elpiji yang ujug-2 itu ternyata, menurut pengamat, sudah diskenariokan oleh Pemerintah, cq. Kementerian ESDM. Caranya adalah dengan menolak meningkatkan kuota keperluan gas dalam negeri sehingga harus impor dari luar negeri! Kalau sudah begini caranya, tentu yang menikmati adalah para tengkulak gas raksasa yang mangkal di S'pura dan sudah pasti akan membayar fee kepada pihak-pihak yang mampu membuat kebijakan publik di Indonesia dan menguntungkan mereka. Balas jasanya, apalagi kalau bukan ndukungan finansial untuk biaya Pemilu. Makanya, kalau HRs, Pertamina, Menteri ESDM, dan para penguasa itu bilang kenaikan elpiji 68% "sudah tepat" ya karena memang tepat buat keuntungan jangka pendek mereka. Tetapi coba tanyakan kepada konsumen dan rakyat. Tepat apanya? Tepat mbelgedhesnya!
Selanjutnya baca tautan ini:
http://ekbis.rmol.co/read/2014/01/02/138551/Hatta-Rajasa:-Kenaikan-Harga-Gas-Sudah-Tepat-
Friday, January 3, 2014
Home »
» HATTA RAJASA: KENAIKAN ELPIJI SUDAH TEPAT.... (mbelgedhesnya?!)
0 comments:
Post a Comment