Hipokrisi atau kemunafikan politik kini seolah-2 sesuatu yang "normal" dan "wajar" dilakukan bukan saja oleh petinggi pejabat negara, tetapi juga parpol. Setelah Partai Demokrat menolak kenaikan harga elpiji melalui Sekjennya, Ibas Yudhoyono, kemarin, giliran Partai Amanat Nasional (PAN) yg bossnya tak lain dan tak bukan adalah Menko Perekonomian, Hatta Rajasa (HRs), juga ikut-ikutan melakukan hal sama. Statemen penolakan dilontarkan oleh Dr. Drajat Wibowo (DW), yang notabene adalah seorang petinggi di DPP PAN juga. Mengapa saya katakan ini adalah hipokrisi politik? Karena secara nalar sehat, tidak mungkin HRs tidak memberitahu elit partainya mengenai kebijakan yang sangat sensitif secara politik itu. Apalagi PAN, sebagai pendukung Pemerintah dalam Setgab, dan bossnya menjadi Menko Perekonomian, sudah pasti paham benar dg seluk beluk kebijakan publik terkait energi nasional. Petinggi partai ini jelas tidak konsekuen dengan menolak keputusan yang sudah diumumkan dan prosesnya diketahui dan bahkan dibela habis oleh Ketumnya sendiri (sebelum kemudian berbalik!). Tujuan penolakan PAN ini sederhana saja: sekadar cuci tangan seakan-akan tidak tahu menahu dan mencari simpati rakyat, seolah-2 partainya tidak ada kaitan dengan posisi bossnya di Kabinet. Hipokrisi semacam ini, saya yakin, juga sudah diketahui publik di negeri ini dan mereka samasekali tidak akan percaya. Kita lihat saja bagaimana rakyat Indonesia nanti menyikapi PAN dalam Pemilu 2014. Semoga partai-partai yang dikelola oleh para hipokrit tidak akan lagi mendapat amanah secara nasional utk mewakili rakyat Indonesia.
Selanjutnya baca tautan ini:
http://news.okezone.com/read/2014/01/05/337/921933/pan-desak-pemerintah-batalkan-kenaikan-harga-elpiji
Monday, January 6, 2014
Home »
» PENOLAKAN TELAT PARPOL SETGAB SOAL ELPIJI ADLH HIPOKRISI
0 comments:
Post a Comment