Sunday, February 9, 2014

KYAI DAN ULAMA DI TAHUN POLITIK, APA PERANNYA?

Himbauan Gus Hasyim Muzadi (HM) agar para Kyai/Ulama jangan lagi dimanfaatkan utk kepentingan politik, sejatinya problematik dan perlu dikritisi dan dipahami dengan tepat apa maksudnya. Mengapa? PERTAMA, politik adalah merupakan hak asasi setiap warganegara RI, termasuk para Kyai dan Ulama. Jika para Kyai dan Ulama ingin terlibat dalam politik, baik yg praktis atau yang tidak, maka itu adalah merupakan bagian dari hak politik mereka yg tak bisa dilarang. KEDUA, statemen HM tersebut juga sejatinya 'berbau' politik, karena faktanya HM sendiri juga pernah menjadi cawapres, kendati tidak berhasil. Demikian juga ulama sebesar almaghfurlah GD, dan masih banyak lagi, faktanya juga terlibat politik. Maka sah-saha saja bila orang bertanya, apa agenda politik di balik statemen itu? KETIGA, kalau para Kyai/Ulama "dimanfaatkan," maka hal itu bisa ditafsiri secara positif dan negatif. Positif jika para Kyai/Ulama dalam politik di negeri ini bisa memperkuat demokrasi dan kehidupan berbangsa dan bernegara. Negatif, jika mereka hanya menjadi bagian pendukung para politisi dan parpol yang merugikan bangsa, ummat dan NKRI. Jadi, hemat saya, Kyai dan Ulama justru harus semakin terlibat dalam politik tetapi dengan syarat bahwa mereka benar-2 berpolitik secara nalar, mencerahkan, dan kontributif, sehingga bangsa dan negara RI semakin berdaya, maju, dan beradab. Kalau para Kyai/Ulama ternyata masih dimanfaatkan (dlm arti negatif), yang salah tentu mereka sendiri dan/atau organisasi yang berisi para Kyai/Ulama seperti NU. Karena artinya peran politik Kyai/Ulama tidak lebih hanya sebagai pemberi justifikasi dan peenggembira saja. Juga berarti ormas tsb belum berhasil memberdayakan mereka secara efektif sebagaimana amanah pendirinya! Jika statemen HM keliru dipahami, maka seakan-akan ada klaim bahwa Kyai/Ulama harus dibatasi gerak politiknya, atau hanya boleh berpolitik sesuai kehendak pihaktertentu saja. Padahal, secara Konstitusional mereka adalah warganegara yang berhak utk terlibat baik secara formal atau tidak. Bahkan, kalaupun ada Kyai/Ulama yang tidak memilih dalam Pemilu pun, hemat saya adalah sebuah pilihan politik. Apalagi jika argumen yang digunakan juga kuat.

Selanjutnya baca tautan ini:

http://www.aktual.co/politik/190704hasjim-muzadi-ulama-dan-kyai-jangan-lagi-cuma-dimanfaatkan-politisi
Share:

0 comments:

Post a Comment

THF ARCHIVE

FP GUSDURIANS