Home »
» TRAGIS: PEMBUBARAN DISKUSI BUKU TAN MALAKA DI SURABAYA
Untuk
kesekian kalinya terjadi pelarangan kegiatan diskusi karena aparat
Polri gamang menghadapi ancaman ormas. Diskusi bedah buku tentang Tan
Malaka di Surabaya, dihentikan dan para pesertanya diminta bubar oleh
Polisi. Alasannya, karena pihaknya tidak bisa menjamin jika terjadi
kekerasan yg dilakukan oleh FPI yang mengancam melakukannya jika tetap
dilanjutkan. Inilah tampilan buruk dari organisasi
masyarakat sipil (OMS) di Indonesia pasca-Reformasi. OMS yang
semestinya menjadi penjaga gawang dan pendukung pelaksanaan perlindungan
HAM, kini malah terkontaminasi elemen-2 yang mencederai komitmen tsb.
Sementara itu, aparat negara ang tugasnya melindungi segenap warganegara
yg secara sah menjalankan hak-hak dasarnya, malah takut atau minimal
merasa tidak sanggup menjalankan amanat Konstitusi tsb. Jika FPI atau
siapapun keberatan dengan buku atau sosok Tan Malaka, mereka sejatinya
bisa ikut dalm forum tsb dan mengemukakan pendapat, setajam atau sekeras
apapun selama tidak menciptakan keributan. Dan pihak penyelenggara
harus menampung partisipasi FPI jika diskusi itu memang sifatnya
terbuka. Polri wajib menjaga berjalannya acara secara optimal, bukan
malah beralasan tidak mampu. Negara, yang diwakili Polri, bisa terkesan
telah dikalahkan oleh pihak yang mengancam akan membubarkan diskusi.
Yang juga membuat saya heran dan bertanya-2, kemana para banom NU
seperti Ansor, IPNU, ISNU dll, serta para intelektual NU Jatim dan/atau
Surabaya sendiri? Bukankah klaim mereka adalah pembela hak-hak asasi
manusia sebagai perwujudan khidmat kepada NKRI dan khittah NU? Semoga
segera ada klarifikasi dari komponen NU Jatim dan/atau Surabaya ttg
masalah ini. Kalau tidak, saya khawatir akan muncul/dimunculkan kesan
bhw warga NU ikut mendiamkan aksi kekerasan. Dan kalau kesan ini benar,
jelas sangat memprihatinkan. Minimum, saya pribadi sangat malu sebagai
orang Jatim, NU, dan Gusdurian.
Lihat tautan ini:
http://www.surabayapagi.com/index.php?read%7ESemalam%2C-FPI-Grebek-Diskusi-di-Tegalsari%3B3b1ca0a43b79bdfd9f9305b8129829627d478bc1cba50e66e301e4918068239d
0 comments:
Post a Comment