Monday, March 17, 2014

ABSURDITAS KAMPANYE NEGATIF TERHADAP JOKOWI

Upaya menghadang Jokowi sebagai Capres yg paling absurd dan tanpa nalar sehat adalah ini: menuntut secara hukum ke Pengadilan karena beliau dianggap "meninggalkan tugasnya sebagai Gubernur... sebelum masa jabatannya selesai." Selain itu Jokowi juga dinilai belum "merealisasikan janjinya ketika kampanye." Kenapa saya katakan absurd dan tanpa memakai nalar sehat? Ya karena di negara demokrasi manapun di planet bumi ini, tidak ada halangan seseorang untuk menyalonkan diri sebelum masa jabatan selesai. Bahkan, kalau nalar memang dipakai, di Indonesia sendiri pun aturan tersebut tidak ada. Misalnya, ketika Hidayat Nur Wahid (HNW) dan Ahok mencalonkan diri sebagai Cagub dan Cawagub DKI, saat itu keduanya masih belum selesai menjabat anggota DPR-RI. Demikian juga, Jokowi sendiri pun saat itu masih menjabat Walikota Solo. Akal sehat juga tidak bisa menerima argumen bahwa janji-2 kampanye harus sepenuhnya diselesaikan sebelum seseorang maju sebagai caleg atau cagub atau capres. Kalau itu yang terjadi, bagaimana dengan para pejabat yang nyaleg padahal dirinya masih dalam posisi petahana? Bagaimana memverivikasi seorang  anggota Parlemen bhw dia telah memenuhi semua janji kampanyenya, sebelum ia boleh mendaftar lagi utk jadi caleg? Inilah absurditas dan kemiskinan nalar para penuntut Jokowi. Apa mereka tidak tahu itu? Pasti tahu. Nah kalau demikian, buat apa mereka tetap jalan? Jawabnya sederhana: kampanye negatif utk menciptakan citra buruk kepada sang Gubernur. Jika publik tiap hari selama 24 jam dan seminggu 7 hari dibombardir dengan klampanye negatif itu, mustahil tidak ada yg tergerak. Presiden AS, Barack Obama, pun pernah mendapat gempuran kampanye negatif tanpa nalar seperti itu ketika beliau digossipkan sebagai seorang Muslim dan bukan orang yg dilahirkan di Amerika. Beliau juga dituntut ke pengadilan dg tuduhan absurd itu!.  Kampanye negatif itu memang ujung-2nya tidak efektif, tetapi sangat menguntungkan: 1) media yg meyiarkan karena mereka mendapatkan bayaran iklan kampanye gombal itu tiap hari; 2) Pelakunya karena dapat bayaran dr sponsor dan ekspose di ruang publik. Jadi pelaku kampanye negatif thd Jokowi itu juga tahu bhw usaha mereka tdk akan efektif, tetapi mereka akan dapat uang sangat banyak dan diekspos media secara gratis setiap hari. Yang memelas adalah para pendukung yang ikut-2an heboh tapi tidak menikmati apa-2 kecuali ikut rame-2 doang.

Selanjutnya baca tautan ini:
 

http://nasional.kompas.com/read/2014/03/16/1943589/Jadi.Capres.Jokowi.Anggap.Biasa.Jika.Ada.yang.Menggugat
Share:

0 comments:

Post a Comment

THF ARCHIVE

FP GUSDURIANS