Tuesday, March 4, 2014

PENAMPILAN "NDESO" JOKOWI BUKAN BERARTI TIDAK CAKAP

Meskipun berita ini tendensius dan merupakan bagian dari kampanye negatif dari media terhadap Jokowi, tetapi ada baiknya mencermati statemen dari Prof. Dr. Yusril Ihza Mahendra (YIM) yang dikutip di sini (tanpa harus ikut gendang RMOL). YIM mengatakan bhw sistem dan model rekrutmen kepemimpinan nasional (baca= Presiden dan Wapres) tidak memungkinkan terpilihnya orang-2 berkualitas, tetapi hanya orang-2 yang populer. Beliau mengatakan "(o)rang-orang model saya ini akan tersingkir. Tidak mungkin, kecil kemungkinannya terpilih menjadi presiden. Orang yang populer menjadi presiden bukan seperti saya." Lebih jauh YIM mengatakan bhw "(s)ekarang orang yang populer dan laku menjadi presiden orang yang wajahnya wong deso, yang lugu, yang kalau ditanya jawabnya: 'wong saya aja nggak ngerti'.." Nah, kalimat terakhir itulah yang kemudian dimaknai sebagai ditujukan kepada Gub DKI Jokowi. Saya menafsirkan dua hal dr statemen YIM. Pertama: sistem rekrutmen politik yg sangat berorientasi pd parpol besar beresiko menghasilkan pemimpin yang hanya populer tetapi kualitasnya payah. Kedua: YIM bisa jadi meremehkan Jokowi yang sering membuat statemen seakan-2 tidak mengerti dan penampilannya ndeso. Saya sependapat dg YIM bhw sistem rekrutmen kepemimpinan nasional perlu diperbaiki dan reformasi parpol menjadi bagian terpenting agar sistem rekrutmen pemimpin nasional menjadi lebih baik. Namun saya tak sependapat jika Jokowi dianggap sebagai calon pemimpin yang tidak memiliki kapasitas, hanya populer karena kesederhanaan penampilan dan statemennya yg low profile dan merendah itu. Saya kira gaya itu merupakan "trade mark" seorang Jokowi yang punya latar belakang budaya, pendidikan, pengalaman, dan pergaulan yg beda misalnya dg orang-2 semacam YIM. Tetapi, fakta yang perlu dillihat adalah bhw popularitas Jokowi ditopang oleh kapasitas dan kinerjanya yang diakui bukan saja secara nasional, tetapi juga pada tingkat internasional. Hemat saya, penampilan yang tampaknya "heboh" dan intelektual, jika tidak ditopang track record kapasitas dan kinerja bagus dan diakui oleh rakyat, tidak akan membawa seseorang kemana-mana. Paling-paling juga cuma narsisme, atau malah semacam penipuan terhadap diri sendiri (self delusion) saja....

Selanjutnya baca tautan ini:

http://politik.rmol.co/read/2014/03/03/145941/Yusril-Ihza:-Jokowi-Presiden,-Indonesia-Dikendalikan-Bangsa-Lain-
Share:

0 comments:

Post a Comment

THF ARCHIVE

FP GUSDURIANS