Monday, April 28, 2014

SBY - MEGA, MUNGKINKAH SALING MENYAPA (KEMBALI)?

Ada perkembangan yang menarik pasca Pileg dan jelang Pilpres. Seperti layaknya gaya cattenaccio tim Italia zaman Paolo Rossi, para elit PDIP menghadapi manuver parpol-2 lain dg membuat mereka pusing. Sejauh ini, yg sudah diterima lamarannya hanyalah Nasdem. Itu karena Surya Paloh (SP) dan squadnya tidak menuntut macam-2 kepada mBak mega dan Jokowi. Lain halnya dengan PKB yg taktiknya mirip umbel atau ingus, keluar masuk gak jelas-jelas apa maunya. PDIP malah menjauhi Imin dkk dan lebih intensif melobi NU dan sowan kepada elitnya. Kini giliran Partai Demokrat (PD) yg juga mencoba manuver ke PDIP dg jurus "glembuk Solo" itu. Lewat Pak SBY, parpol yg sedang dirundung malang itu berusaha keras merayu boss PDIP dengan mantera sakti "komunikasi." Kata yg satu ini memang menjadi seperti jimat Pak SBY selama menjadi Presiden, dan dengan kata ini pula semua kawan dan lawan dicoba ditaklukkan. Ada yg berhasil dan ada pula yang tidak. Sayangnya, kalau berhadapan dg PDIP, maka kartu "komunikasi" itu hanya mempan untuk alm. Taufiq Kiemas (TK) saja. Untuk mbak Mega, tampaknya komunikasi ala Pak SBY seperti "air jatuh di atas daun talas" alias kandas total. mBak Mega bergeming jika diajak berkomunikasi oleh Pak SBY, khususnya dlm urusan politik. Kalau urusan lain masih mending: misalnya putri BK itu berkenan bertandang ke Istana saat Barack Obama datang dengan isterinya. Atau ketika diundang ke MPR utk peringatan Hari Pancasila 1 Juni. Jadi, gaya cattenaccio politik PDIP masih berhasil menghalangi manuver Pak SBY. Entah sampai kapan. Ditambah dengan sejarah persaingan Pak SBY dg mBak Mega sebagai capres 2004 dan 2009, serta posisi PDIP sebagai partai oposisi pemerintah PD selama 10 tahun terakhir, tampaknya gerendel itu tak akan mudah disingkirkan. Saya kira, PDIP ingin menunjukkan kepada konstituen dan rakyat pemilihnya bhw ia masih punya kemampuan kembali sebagai parpol besar yg memiliki kapasitas dan gengsi. Jadi kalau ada parpol lain yg mau gabung, PDIP menuntut konsistensi dan bukan tawar menawar kursi (cawapres, menteri, dll). Sampai sejauhmana gaya cattenaccio politik PDIP akan efektif? Kita akan segera lihat hasilnya di bulan depan...

Baca tautan ini:

http://nasional.kompas.com/read/2014/04/28/0957108/Inikah.Upaya.SBY.Jajaki.Jalan.Damai.dengan.Megawati.
Share:

0 comments:

Post a Comment

THF ARCHIVE

FP GUSDURIANS