Monday, May 12, 2014

PLUS DAN MINUS JK SEBAGAI CAWAPRES JOKOWI

Capres PDIP akan mengumumkan cawapresnya pd beberapa hari mendatang. Nama mantan Wapres Jusuf Kalla (JK) tampaknya makin tak terbendung jika dibanding dengan Ryamizard Ryacudu (RR), Mahfud MD (MMD), dan Abraham Samad (AS). Berbagai analisa dan indikator serta spekulasi sudah banyak dikemukakan di media baik media umum maupun jejaring media sosial.

PDIP memiliki berbagai pertimbangan plus jika memilih JK, antara lain: 1) pengalaman yg panjang sebagai pejabat negara, termasuk wapres pada masa Kepresidenan SBY pertama; 2) JK dekat dengan Megawati, ketika beliau menjadi Presiden menggantikan GD, sehingga chemistry keduanya telah teruji; 3) Pengalaman politik JK lebih matang (pernah memimpin Golkar), begitu pula hubungan dg kalangan bisnis (nasional dan internasional), sehingga bisa membantu Jokowi yg masih 'hijau.'; 4) Backgrounds sebagai orang Bugis, dan NU menguntungkan utk menarik pemilih dari luar Jawa 9khusunya Indonesia Timur) dan sebagaian nahdliyyin.

Namun demkian, JK juga memiliki nilai minus yg perlu dipertimbangkan Jokowi: 1) Karakter dominan dan intervensionis akan merugikan Jokowi sebagaimana pernah dialami SBY pada 2004-2008; 2) Kecenderungan JK yg longgar thd nepotisme akan menjadi bahan target kritik lawan-lawan politik Jokowi; 3) Kedekatan JK thd kelompok-2 bisnis besar dan asing bisa menjadikan upaya Jokowi untuk lebih mandiri terganjal; 4) Latarbelakang Golkar dan bagian dari rezim lama bisa dianggap 'mencemari' citra sebagai pemimpin baru yang dikembangkan Jokowi dan PDIP; 5) Paradigma 'saudagar' yg dimiliki JK kontradiktif dengan paradigma 'revolusi mental'yg dijadikan sebagai paradigma Jokowi. Untung rugi secara materi dan bisnis menjadi ukuran mengatur negara ketimbang kesejahteraan rakyat dan kebesaran NKRI; 6) Kemampuan JK menarik pemilih luar Jawa dan nahdliyyin tdk terlalu signifikan dan cenderung dibesar-2kan karena ternyata gagal dlm pilpres 2009.

Jokowi memang tak akan terlalu repot utk mengalahkan saingannya jika berpasangan dg JK, apalagi jika lawan utamanya, Prabowo bersanding dg Hatta Rajasa (HR) atau tokoh PKS serta PPP. Namun yg harus dipikirkan oleh Jokowi adalah stabilitas pemerintahannya dan kesinambugannya sampai 10 tahun yad. Memilih JK mungkin akan memberi Jokowi jaminan politik dalam jangka pendek, tetapi belum tentu dalam jangka panjang. Padahal, melakukan perubahan fundamental di republik ini, bukanlah sebuah upaya cepat. Sebuah sinergi antara Presiden dan wakilnya sangat penting dibangun dan itu butuh waktu yang tak sebentar. Khusunya dalam hal saling memahami siapa yang jadi boss dan siapa yang 'cuma' wakilnya, sehebat apapun dia.


Simak tautan ini:

http://pemilu.tempo.co/read/news/2014/05/12/269577036/Cawapres-Jokowi-Survei-Efek-JK-Kurang-Signifikan
Share:

0 comments:

Post a Comment

THF ARCHIVE

FP GUSDURIANS