Survei memang bukan satu-satunya cara memprediksi elektabilitas. Namun,
dalam dunia modern dan masyarakat yang makin terbuka, survei mampu
menjadi salah satu alat ukur dan petunjuk yang bisa dipercaya.
Pilpres 2014 tak lepas pula dari kegiatan survei terhadap elektabilitas
kedua pasangan capres, Jokowi-JK (JJ) dan Prabowo-Hatta (PH). Maka
sangat menarik jika survei-2 Pilpres belakangan menunjukkan adanya
perubahan yang sangat signifikan mengenai elektabilitas kedua pasangan
tsb. (http://indonesia-baru.liputan6.com/read/2063474/survei-lsi-jokowi-jk-45-prabowo-hatta-387).
Sebelum pasangan diumumkan nyaris semua survei yg bisa diandalkan
mutunya mennunjukkan hasil bhw Jokowi memiliki elektabilitas yg tak
tertandingi sebagai capres. Bahkan Prabowo biasanya terpaut dua digit
jika disandingkan dengan Gubernur DKI itu. Hal ini berubah ketika
pasangan capres sudah jelas dan kecenderungan yg terjadi adalah semakin
menipisnya gap antara JJ dan PH. Bahkan di Jakarta, yg notabene adalah
daerah sang Gubernur, survei menunjukkan bahwa elektabilitas Prabowo
mengungguli Jokowi! Sementara itu survei-survei yg selama ini dibuat
oleh lembaga surveyor yg bisa diandalkan, juga makin menunjukkan trend
bahwa gap antara kedua pasangan kini hanya satu digit (6-7%) kendati JJ
masih dalam posisi lebih unggul. Namun karena swing voters juga angkanya
masih tinggi, sekitar 14%, maka tidak tertutup kemungkinan posisi tsb
akan berbalik atau minimum sangat kecil bedanya!. (http://www.tempo.co/read/news/2014/06/16/078585441/Selisih-Elektabilitas-Prabowo-Jokowi-74-Persen).
Tak pelak lagi, inilah sebuah perubahan yg perlu dipikirkan pasangan
JJ: bahwa tingkat elektabilitasnya bisa jadi sedang berada di lampu
kuning. Pasangan ini tidak lagi menjadi primadona dan bisa merasa sangat
yakin akan menang sebagaimana pada masa pra-pencapresan. Ada banyak
faktor yg menyebabkan berkurangnya elektabilitas JJ. Hemat saya, yang
paling utama adalah pemilihan JK sebagai cawapres dan strategi PDIP yang
terlalu mengesampingkan partnership dengan parpol lain, khususnya
penolakan untuk berkomunikasi dengan Partai Demokrat dan Golkar. Selain
itu tentu dampak kampanye hitam dan kelemahan Tim Sukses JJ.
Pemilihan JK sbg cawapres, kendati cukup rasional karena alasan dana
kampanye yang sangat diperlukan PDIP, hemat saya memiliki dampak negatif
terhadap perkembangan elektabilitas Jokowi. Reputasi JK saat menjadi
Wapres SBY dan statemen-2nya yang tidak positif thd pencapresan Jokowi
(sebelum dirinya menjadi cawapres) berpengaruh terhadap persepsi publik
bahwa mantan Wapres itu sulit utk dipegang. Kendati Jokowi tidak pernah
terang-2an menolak atau bertentangan dengan JK dalam pandangan-2nya,
kesan ada gap antara keduanya sulit dihilangkan. Perbedaaan usia dan
pengalaman Jokowi dan JK juga membuat khawatir bahwa sang cawapres akan
cenderung susah dikontrol dan membuat sang junior sering ewuk pakewuh.
Strategi 'High handed' dari PDIP dalam kerjasama politik dg
parpol-parpol lain juga mempengaruhi elektabilitas JJ, karena
bagaimanapun juga para loyalis parpol akan tetap mengikuti garis politik
partai walaupun ada yang menyeberang. Ditambah dengan maraknya kampanye
hitam yg bertubi-2 thd JJ, hal itu juga membawa pengaruh negatif,
terlepas dari pandangan bhw cara-cara kampanye tsb harus dikecam keras
dan ditindak tegas. Akhirnya, faktor kinerja Tim Sukses JJ juga
berperan. Hemat saya dibanding dg timses PH, maka efektitfitas kampanye
pihak JJ cenderung asor. Ini mungkin karena figur Tjahjo Kumolo (TK)
yang di bawah level Mahfud MD (MMD) sebagai Ketua Timses, karena diakui
atau tidak, TK tak sepopuler dan seberpengaruh MMD dalam masyarakat.
Begitu juga kapasitas TK sebagai komunikator politik masih di bawah MMD.
Walhasil, JJ harus segera melakukan upaya serius utk mengembalikan dan
meningkatkan elektabilitasnya. Dan saya kira potensi utk itu masih
sangat besar khususnya pada diri Jokowi dan mBak Megawati. Soliditas tim
sukses perlu diperkuat dan mengurangi isu-isu kontroversial seperti
soal Babinsa atau soal DKP yg melibatkan para mantan Jenderal itu.
Terpulang kepada JJ apakah lampu kuning tsb akan berubah menjadi lampu
hijau atau merah.
0 comments:
Post a Comment