Wednesday, June 18, 2014

PEMBAKARAN TABLOID OBOR RAKYAT & RESPONS YG TERLAMBAT:

Reaksi publik thd tabloid Obor Rakyat (OR) sebagaimana dilakukan oleh para anggota Ansor di Jember seharusnya tak perlu terjadi, jika aparat keamanan dan Bawaslu/Panwaslu cepat bertindak. Maraknya penyebaran publikasi yg berisi kampanye hitam dan ungkapan kebencian thd salah satu capres itu akhirnya menimbulkan sikap anti pati dan perilaku yg keras. Pembakaran tabloid bisa berkembang menjadi aksi lain yg myngkin lebih panas dan keras jika akar persoalannya tak dihentikan segera.

Kampanye hitam jenis OR bukankah hanya urusan Pilpres. Tetapi ia punya kaitan dg kondisi sosial yg kini makin terkontaminasi oleh ideologi kekerasan dan kebencian. Model OR bisa saja ditiru dg target capres lain yg ujungnya adalah adu domba. Ini tentu bisa berlanjut pada pasca Pilpres dan beranak-pinak dalam berbagai bentuk. Jika tindakan aparat terlslu lamban, apalagi saling lempar tanggungjawab, maka akan sangat terlambat nantinya untuk memadamkan kekacauan yg terjadi di berbagai daerah.

Pilpres hanyalah salah satu ointu masuk bagi penyebaran kebencian dan gerakan adu domba dg menggunakan isu-isu primordialisme, khususnya agama dan ras serta etnisitas. Masih banyak pintu lain yg akan dimanfaatkan oleh kelompok2 penyebar kebencian tsb dan itulah yg mengerikan. Keterlambaran respons dan pembiaran thd aksi2 spt OR makin menambah intensitas penyebaran kebencian tsb.

Simak tautan ini:


http://m.tempo.co/read/news/2014/06/17/269585787/Pemuda-Anshor-Bakar-Tabloid-Obor-Rakyat
Share:

0 comments:

Post a Comment

THF ARCHIVE

FP GUSDURIANS