Wednesday, July 23, 2014

MENILAI PENOLAKAN PRABOWO TERHADAP HASIL PILPRES 2014

Terus terang saja, sikap Prabowo yang menolak hasil rekapitulasi KPU dan sekaligus menyatakan mundur dari proses Pilrpes 2014 adalah blunder politik yang sangat serius baik bagi pasangan Prabowo-Hatta dan parpol pendukungnya. Mengapa? Karena sikap tersebut: 1) Mencerminkan sebuah watak yang bertolak belakang dengan karakter pemimpin negarawan, yang seharusnya lebih mementingkan bangsa dan negara ketimbang kepentingan pribadi; 2) Sikap itu berlawanan dengan komitmen yang diucapkan oleh Prabowo selama ini bahwa dirinya akan tunduk kepada aturan yang berlaku, termasuk jika kalah; 3) Fakta bahwa pernyataannya tidak ditandatangani oleh pasangannya, Hatta Rajasa (HR), dan tidak dihadiri saat pengumuman, menunjukkan indikasi bahwa keputusan itu bisa saja diambil oleh satu pihak saja; 4) Prabowo tidak otomatis mewakili 46, 85% pemilihnya, karena sangat mungkin di antara mereka ada yg tidak setuju bahkan menolak sikap yang tidak menunjukkan watak kepemimpinan tsb; 5) Parpol pendukung yang mengamini sikap Prabowo juga tidak padu. Internal Golkar, PPP, PAN, dan Demokrat tidak semua sepakat dengan langkah tergesa-gesa dan tidak melalui kesepakatan parpol-p2 tsb; 6) Fakta bahwa KPU, Bawaslu, DKPP, dan rakyat Indonesia tidak terpengaruh oleh pernyataan Prabowo tsb mengindikasikan sikap tsb hanya sebuah manuver politik yang tanpa signifikansi tinggi.

Kesalahan yang juga sangat serius dari sikap Prabowo adalah kesan tidak mengindahkan Presiden SBY, yang telah melakukan upaya-upaya rekonsiliasi antara dirinya dg Jokowi. Lebih jauh, sikap Prabowo bisa saja menyinggung gengsi Presiden karena Pilpres merupakan salah satu amanat Konstitusi dan telah berhasil dilaksanakan dengan sukses, damai, lancar, dan demokratis. Ulah prabowo bisa saja dianggap tidak mengapresiasi apa yang telah diupayakan Presiden dan Pemerintah SBY dengan susah payah. Reaksi Menko Polhukam yang tegas terhadap sikap Prabowo menunjukkan adanya nuansa ketidak nyamanan tsb yg dirasakan oleh Istana.

Akhirnya, rakyat dan sejarah Indonesia jualah yang nanti akan menilai bagaimana kualitas seorang Prabowo sebagai pemimpin dan tokoh. Apakah ia akan dikenang sebagai sosok yg memperjuangkan kepentingan bangsa dan negara, ataukah sosok yang hanya mementingkan diri sendiri, kelompok, dan ambisinya. Proses hukum dan politik saat ini masih berjalan dan kita menunggu hasilnya. Kita berdoa agar rakyat Indonesia tidak terprovokasi atau terpancing oleh pihak-pihak yang tidak mendukung demokrasi berkembang dan makin kuat di negeri ini.


Simak tautan ini:

http://nasional.kompas.com/read/2014/07/23/12563411/Menko.Polhukam.Masyarakat.Tak.Terpengaruh.Sikap.Prabowo.
Share:

0 comments:

Post a Comment

THF ARCHIVE

FP GUSDURIANS