Saturday, September 27, 2014

FPD WALKOUT, DAGELAN VULGAR YANG TIDAK LUCU

Drama, atau lebih tepatnya dagelan, dengan lakon "FPD Walkout" (WO) yg dikarang, disutradarai, dan digelar oleh elit Partai Demokrat (PD) bisa saja akan menarik untuk ditonton dan/atau dikomentari, namun tak akan membuat rakyat tertawa, apalagi merasa terhibur dan bahagia. Pesan yg ingin disampaikan bhw ada keterkejutan dlm elit PD, hanya akan seperti "badai dalam cangkir kopi" karena baik plot maupun akhir ceritanya mudah ditebak. Walhasil, inilah sebuah dagelan politik vulgar dan murahan sebagai gabungan antara kekonyolan dengan ekonomisme dalam penalaran dan kejujuran dari elit partai yang sedang 'desperate' alias terpuruk. Mengapa saya katakan dagelan WO ini vulgar dan murahan?

Ada beberapa sebab: 1). Tidak mungkin FPD melakukan aksi yang begitu 'terstruktur, sistematis, dan massif' (TSM) seperti WO tanpa diketahui dan diizinkan oleh bos besar mereka, baik yg ada di Jakarta (Ibas) atau yang sedang di Washington, DC (Pak SBY); 2) Seandainya benar bhw aksi WO tsb spontan, tidak diketahui, dan/atau tidak diizinkan boss, maka artinya anggota FPD yg WO sudah melakukan aksi makar atau setidaknya melawan perintahnya. Ini jelas suatu 'hil yg mustahal' terjadi di PD, sama saja dengan mengatakan ada kambing bisa terbang; 3). Rasa terkejut dan kecewa Pak SBY yg dikemukakan di Washington, DC tidak akan mampu menyetop berlakunya UU Pilkada. Bahkan kalaupun Presiden tdk mau tanda tangan, UU itu tetap sah dan akan berlaku; 4). Aksi WO sudah dikalkulasi masih bisa tetap bikin PD tampil elegan di panggung politik. PD tdk kehilangan muka di depan kubu KMP dan sekaligus tidak akan bisa disalahkan oleh PDIP cs. PD akan mengatakan dirinya konsisten dg opsi ke 3, yang tidak masuk dalam voting; 4) Jika rakyat Indonesia tidak bereaksi keras, atau melupakan ulah FPD ini, maka PD akan menjual aksi WO ini justru sebagai bukti bahwa dirinya adlh partai penyeimbang, sehingga akhirnya akan mendapat pujian dan dukungan.

Oleh sebab itu, sangat naif jika ada orang percaya bhw petinggi PD bersungguh-2 ketika mengatakan kaget, kecewa, dan meminta agar otak aksi WO itu diusut. Nalar yg waras tidak akan percaya bahwa elit PD berani menegur apalagi mengusut Ibas Yudhoyono (IY), sang Sekjen, yang mestinya ikut bertanggungjawab dalam aksi tsb, selain petinggi lain seperti Waketum Max Sopacua (MS), atau Ketua Harian DPP,  Syarif Hassan (SH), dll. Demikian juga, nalar yg waras akan lebih percaya bahwa dagelan ini sengaja dibuat, kendati dg dengan sangat vulgar dan serba 'grusa grusu', dengan satu tujuan: mengecoh dan mengelabui rakyat agar percaya bhw PD berada di pihak mereka yg menghendaki pilsung!.

Sayangnya, dg dagelan ini PD dan elitnya sejatinya sedang menipu diri sendiri, karena rakyat Indonesia sudah tak percaya dengan pagelaran dagelan vulgar macam begini. Partai yang pada tiga tahun terakhir ini mengalami kemerosotan total tsb, akan menjadi partai yang tampil memelas tetapi tak akan mengundang rasa simpati rakyat. Kalaupun nanti ada ribut-2 di dalam elite DPP PD, maka seperti disebutkan di atas, itu hanyalah badai di dalam cangkir kopi saja. Paling banter hanya keramaian sebentar di media massa dan jejaring sosial, dan PD akan berusaha keras membuat pencitraan sebagai partai yg memedulikan rakyat. Tetapi mungkin para elit PD lupa bahwa rakyat sudah hapal dengan kelakuan seperti itu.

Simak tautan ini:

http://news.detik.com/read/2014/09/26/083500/2701811/10/sby-perintahkan-usut-dalang-walkout-fraksi-demokrat-di-paripurna-ruu-pilkada?9922022
Share:

0 comments:

Post a Comment

THF ARCHIVE

FP GUSDURIANS