Thursday, September 4, 2014

"HERMENEUTIKA" KEKAGETAN PAK SBY TTG JERO WACIK TERSANGKA

Bagaimana memahami 'kekagetan' Pak SBY dalam kaitannya dg Menteri Jero Wacik (JW) yg jadi tersangka KPK? Setidaknya ada bbrp skenario hermeneutika kekagetan tsb: 1) Apakah seperti kekagetan orang yg mendapati sesuatu yg mengancam keselamatan seperti melihat ular berbisa yg nongol tiba2?; 2)  Apakah kekagetan seperti saat orang mendapati hasil yg tak sesuai harapan, misalnya mahasiswa berharap dpt nilai A tapi ternyata cuma dpt nilai D?; 3) Apakah kekagetan seperti saat melihat sesuatu yg kendati sudah diduga akan terjadi tetapi terlalu cepat datangnya, misalnya diduga terjadi seminggu lagi ternyata terjadihari ini?. Dan tentu masih ada kemungkinan skenario lain yg bisa anda buat.

Saya kira, akan sangat naif dan sekaligus bodoh bila kita menafsir bhw Pak SBY kaget dlm skenario pertama. Mengapa? Karena tdk mungkin beliau, sebagai Presiden dan boss PD, tdk tahu sama sekali perkembangan kasus JW yg sudah cukup lama berproses dan dilaporkan dg gencar oleh media dan jejaring medsos. Juga rasanya suatu "hil yg mustahal" jika Pak SBY tdk tahu bhw KPK memiliki reputasi yg sudah tersohor, yakni sekali memutuskan bhw seseorang menjadi tersangka, siapapun seseorang itu,  maka belum pernah gagal sampai ke pemidanaan. Last but not the least, Pak SBY juga pasti secara rutin selalu dilapori oleh JW dan orang2 PD ttg kasus tsb, termasuk ketika berada di luar negeri. Penjelasan jubir istana tidak lebih merupakan kerja PR saja dan tidak perlu terlalu dimasukkan dlm pertimbangan yg nalar.

Walhasil, saya cenderung menafsirkan kekagetan beliau dlm versi skenario kedua atau minimum skenario yg ketiga. Beliau bisa jadi kaget karena JW ternyata tetap menjadi tersangka KPK kendati berbagai upaya untuk menghindar sudah dilakukan, baik oleh JW sendiri maupun dg bantuan pihak lain. Juga kekagetan ini muncul karena keputusan KPK termasuk cepat dan waktu (timing) nya pd masa akhir jabatan beliau sebagai Presiden, sehingga implikasi politiknya bisa serius bagi PD di masa-masa yang akan datang.

Jika tafsir saya ada benarnya, maka kekagetan Pak SBY bisa "dipahami" wlpn tak berarti bisa "disetujui" oleh rakyat. Kita tentu paham jika beliau kaget dg kenyataan bhw pengaruh elit penguasa belum cukup kuat utk menembus, apalagi merontokkan, keteguhan dan konsistensi KPK dlm urusan pemberantasan korupsi khususnya di kalangan pejabat negara dan pentolan-2 parpol. Kita juga bisa paham beliau kaget karena membayangkan bagaimana seriusnya kasus JW ini akan berdampak pada citra dan reputasi pemerintahan beliau yg tinggal sebulan, dan terhadap penampilan PD di pentas politik pasca 2014. Setidaknya Pak SBY bukannya bisa lebih santai tetapi justru ketambahan keruwetan, karena kasus JW bisa membuat respek rakyat thd kepemimpinan beliau mengalami defisit. Pdhl kiprah dan popularitas PD nanti akan sangat tergantung pd legacy kepemimpinan Pak SBY atau minimum citra yg selama ini dibangun. Kalau pd akhir jabatan ternyata citra kepemimpinan beliau babak belur begini, masa sih tidak kaget?!

(http://m.okezone.com/read/2014/09/03/339/1033988/sby-kaget-jero-wacik-jadi-tersangka).
Share:

0 comments:

Post a Comment

THF ARCHIVE

FP GUSDURIANS