Sangat patut jika seluruh rakyat Indonesia menyesalkan PDIP jika
politisnya di DPR terang-terangan mendukung para tersangka koruptor agar
tetap dilantik sebagai wakil rakyat. Dengan berlindung
di balik aturan hukum formal, politisi PDIP dan juga anggota DPR RI,
Trimedya Panjaitan (TM), terang-2an menolak usulan KPU agar DPR menunda
pelantikan mereka yang tersangka kasus korupsi, termasuk diantaranya dua
caleg terpilih PDIP, Idham Samawi (IS) dan Herdian Koosnadi (HK).
TM berargumen bhw permintaan KPU itu "hanya bersifat imbauan moral dan
bukan berdasarkan hukum yang berlaku." Pertanyaan yg mengusik adlh
apakah kalau "hanya" himbauan moral lantas ditepis dan dicuekin? Padahal
rakyat Indonesia tahu bhw menunggu keputusan hukum, selain proses yg
panjang, masih sering tidak menjamin rasa keadilan? Sungguh malang nasib
PDIP, dan lebih malang lagi nasib upaya pemberantasan korupsi, karena
dihadang para politisi yang meremehkan imbauan moral seperti TM ini.
Sangat menyedihkan bila politisi sekaliber TM yang konon dulu adalah
aktivis pro-demokrasi dan pembela HAM yg berafiliasi dengan organisasi
PIJAR tsb kini mengalami metamorfose mental. Bukannya metamorfose
menjadi panglima dalam pemberantasan korupsi atau minimum memberi
apresiasi thd rekomendasi KPU yg sangat baik itu, tetapi metamorfose
menuju terjadinya pelembekan dan pragmatisme. Bisa jadi TM akan
mengatakan bhw dirinya hanya melakukan tugas partai utk membela sesama
anggota. Tetapi bukan tidak mungkin pula bhw TM sedang mengalami proses
perubahan dari seorang aktivis menjadi sekadar politisi biasa saja.
Bahkan, jika metamorfose ini terus berlangsung, TM juga akan berubah
memperpanjang daftar politisi sontoloyo alias "poliyo" yg banyak
berkeliaran di Senayan.
Tak pelak, perilaku seperti yg
ditampilkan TM ini akan menjadi nilai merah dan berdampak buruk bagi
citra PDIP yg saat ini mendapat amanah rakyat dan Konstitusi sebagai
partai penguasa pasca Pemilu 2014. Setidaknya, jika omongan TM adlh
cerminan dari kebijakan resmi PDIP, maka komitmen Presiden terpilih
Jokowi akan dipertanyakan rakyat. Para pengritiknya pun akan menggunakan
kasus ini sebagai bukti ketidak konsistenan partai berlambang banteng
gemuk itu dalam membersihkan lembaga legislatif dari koruptor.
Pemerintahan Pak Jokowi, yang sangat didambakan dan didukung rakyat
karena figur beliau yg sederhana dan komitmen terhadap 'clean
government' dan 'good governance' itu, tentu akan tercoreng gara-gara
sikap lembek thd koruptor ini. Padahal, PDIP dan para elitnya sangat
bisa memberi contoh yang tegas, misalnya dengan mengganti kedua calon
terpilih tsb dengan yang lain sehingga rakyat akan semakin yakin thd
komitmen anti korupsi.
Masa depan Republik ini akan menyedihkan
jika DPR RI bukannya makin bersih, tapi malah disesaki oleh para wakil
yg tersangkut tipikor. Dan kemungkinan tsb menjadi makin besar jika
mereka malah dibela oleh para politisi yang dulunya masuk ke DPR dengan
tiket dan reputasi sebagai aktivis pro demokrasi...
Simak tautan ini:
http://nasional.kompas.com/read/2014/09/21/10220651/PDI-P.Bela.Tersangka.Korupsi.agar.Tetap.Dilantik.Jadi.Anggota.DPR
Monday, September 22, 2014
Home »
» POLITISI PDIP: TERSANGKA KORUPTOR TETAP DILANTIK JADI ANGGOTA DPR
0 comments:
Post a Comment