Thursday, November 20, 2014

URGENSI SOLUSI KONGKRIT DAN PERMANEN THD KONFLIK DI BATAM

Saya sepakat dengan cara menyelesaikan masalah keributan antara prajurit-2 TNI dan Polri di Batam, seperti yang dikatakan Preisden Jokowi itu. Beliau meminta agar kedua institusi memberikan "solusi konkret" yang bersifat "permanen" pada 2-3 hari mendatang. Menurut ASeskab, Andi Wijayanto, solusi seperti itu penting, sebab "(s)olusi yang selama ini diterapkan bersifat sekadar, tetapi belum masuk akar masalah." Inilah pekerjaan rumah pertama dari Menko Polhukam, Tedjo Edhi  Purdijanto (TEP), dan juga Panglima TNI dan Kapolri. Model lama yang seringkali hanya menyalahkan prajurit atau yg seringkali disebut dg oknum prajurit, memang perlu direvisi. Selain itu penyelesaian yang "mbulet" yg hasilnya hanya parsial saja, juga harus dirubah.

Konflik antara prajurit2 TNI dan Polri, hemat saya, sudah sangat merisaukan publik dan bisa membuat ketertiban umum dan rasa aman publik terganggu. Belum lagi jika peristiwa semacam itu terjadi di wilayah-2 yang memiliki posisi strategis seperti Batam, atau kota-kota besar lainnya baik di Jawa maupun di luar Jawa. Disamping membuat publik resah, hal itu juga memperkuat prasangka negatif publik bahwa kedua alat negara tersebut telah gagal dalam mengendalikan personilnya yang notabene adalah pemegang alat-alat kekerasan, seperti senpi, dan dilatih utk mampu melakukan kekerasan. Ini jelasa akan berdampak sangat negatif terhadap citra dan kiparh TNI dan Polri, dan tidak akan bisa diselesaikan hanya dengan "oknumisasi" saja tanpa ada hasil konkrit.

Penyelesaian tentu harus kongkrit dan permanen seperti yg diminta Presiden Jokowi. Bukan hanya dlm jangka pendek dan di lokasi konflik seperti Batam saja, tetapi juga harus dalam jangka panjang dan di seluruh Indonesia. Ini berarti TNI dan Polri perlu melakukan review secara mendalam terhadap sistem pendidikan dan rekruitmen anggota-2nya. Para petinggi kedua alat negara itu tidak bisa hanya bicara soal alasan anggaran yang tak cukup atau gaji kecil atau kesejahteraan yg kurang memadai. Rakyat juga tahu masalah itu harus diselesaikan, namun bukan sebagai alasan untuk menghindar dari keharusan mencari solusi permanen dan kongkrit. Negeri ini bisa berantakan jika para penjaganya malah sering berantem seperti kasus di Batam itu. Solusi yang permanen tidak hanya berhenti pada pertemuan antara elite TNI dan Polri saja, tetapi juga sampai ke bawah. Sebab biasanya di tingkat elite memang tidak ada masalah sehingga konflik pun tidak sering dijumpai secara vulgar. Tetapi di lapisan bawah, para prajurit sangat rentan terhadap konflik yang dipicu hal-hal yang dianggap sepele, tetapi ternyata bisa berkembang serius seperti perkelahian antara kesatua Brimob dan Batalyon TNI tsb.


Simak tautan ini:

http://nasional.kompas.com/read/2014/11/20/12302561/Tentara-Polisi.Bentrok.di.Batam.Ini.Instruksi.Presiden.Jokowi?utm_source=WP&utm_medium=box&utm_campaign=Khlwp
Share:

0 comments:

Post a Comment

THF ARCHIVE

FP GUSDURIANS