Saturday, December 27, 2014

TENTANG VIDEO ANCAMAN THD TNI, POLRI, DAN BANSER

Bagaimana menyikapi video yang berisi tantangan dan ancaman pengikut ISIS dari Indonesia,  yang konon bernama Salim Mubarok Attammimi (SMA) asal Malang, terhadap TNI, Polri dan Banser? Jawaban sederhananya adalah tergantung dari perspektif atau titik pandang apa yg kita pakai. Ada perspektif yg menganggap video-2 semacam ini cuma sekadar bluffing dan trik utk mencari popularitas melalui jejaring sosial, termasuk YouTube. Ada yang menganggap ini sebagai kampanye atau propaganda kepada khalayak, khususnya ummat Islam yang dianggap punya potensi sebagai sasaran rekruitmen ISIS dari wilayah Indonesia. Ada pula perspektif yang memandang video ini sebagai sebuah bukti bahwa ISIS Indonesia memang hadir dan merupakan ancaman konkgrit bagi NKRI, dan khususnya aparat keamanan negara serta ormas Islam termasuk NU yang memang anti terhadap gerakan Islam radikal.

Saya sendiri menganggap tayangan video ini sebagai salah satu indikator makin menguatnya kiprah dan jangkauan gerakan Islam radikal atau garis keras (Igaras) di Indonesia dis atu pihak, dan di pihak lain indikator kurang efektifnya penanganan Pamerintah terhadap Igaras. Memang video seperti ini bisa diabaikan dan/atau dianggap sepi saja, atau bahkan dianggap guyonan dari orang yang ingin cari sensasi. Bahkan di Tribun News, sudah ada pula parodinya ( http://surabaya.tribunnews.com/2014/12/26/pengancam-tni-polri-dan-banser-nu-itu-salim-mubarok-attammimi-dari-malang). Tetapi tidak ada salahnya juga jika Pemerintah dan aparat keamnan serta organisasi masyarakat sipil (OMS) seperti NU dan Muhammadiyah utk meningkatkan kewaspadaan mereka thd maraknya propaganda melalui jagad maya (cyber propaganda) itu. Bisa saja jika diabaikan, penyebaran video-2 semacam itu akan makin marak dan apabila diulang-2 penayangannya bisa berpengaruh bagi khalayak. Sebab, mengikuti sebuah idiom dalam dunia propaganda, bhw jika kebohongan diulang-ulang terus maka lama kelamaan ia bisa dianggap sebagai kebenaran.

Memang kita tak perlu panik atau bertindak berlebihan dalam menyikapi fenomena seperti ini. Di negara-2 yg terbuka sistem komunikasinya, model propaganda seperti ini mudah dijumpai. Indonesia termasuk negara yang sangat terbuka dan nyaris susah untuk menghindari kemungkinan menyebarnya penggunaan jejaring sosial utk propaganda. Yang diperlukan adalah kewaspadaan dan keseriusan dalam menyikapi dan menindak ancaman seperti Igaras ini. Jangan malah menganggap sebagai masalah remeh, apalagi balik menuding pihak lain seakan-akan kelompok2 seperti ISIS itu cuma bualan saja atau hasil rekayasa Barat dsb. Kelompok Igaras adalah nyata wujudnya dan memiliki kemampuan penetrasi ideologis dan praksis yang tak bisa diremehkan. Lebih baik sedia payung sebelum hujan, ketimbang sudah basah kuyup baru menyesali.


Simak tautan ini:

http://www.tempo.co/read/news/2014/12/26/078631035/Video-ISIS-Ancam-TNI-Beredar-di-YouTube
Share:

0 comments:

Post a Comment

THF ARCHIVE

FP GUSDURIANS