Saturday, February 7, 2015

ELIT POLRI SOLID MENDUKUNG BG, BAGAIMANA PILIHAN PJ?

Kini makin jelas bagaimana elit Polri di bawah Wakapolri Komjen Badrodin Haiti (BH) bersatu padu pasca-pemberhentian  Jenderal Sutarman (St) sebagai Kapolri dan gagalnya Budi Gunawan (BG) sebagai Kapolri baru. Pengakuan BH bahwa pihaknya benar-benar mengajukan surat penyitaan dokumen milik KPK terkait dengan pemeriksaan Waka KPK, Bambang Wijoyanto (BW), merupakan salah satu bukti yang sangat kuat untuk itu. Kendati sebelumnya BH sendiri membantah akan ada tindakan penyitaan di kantor KPK, tetapi dengan pengakuan ini jelas sudah bhw penyitaan tsb sudah direncanakan dan sedang diupayakan pelaksanaannya. Masalahnya hanya menunggu sikap PN Jaksel saja, apakah akan memberi lampu hijau kepada Polri ataukah tidak. Dan tidak perlu kaget jika PN Jaksel, dengan memakai pertimbangan hukum, ujung-2nya akan memberikan persetujuannya!

Bukan soal pengerebekan atau penyitaan dokumen di KPK itu yang terpenting utk dicermati. Tetapi hemat saya, dari pengakuan BH itu bisa diidentifikasi bagaimana dinamika internal elit Polri, khususnya pertarungan antara kubu-2 yg bersaing. BH sebelumnya sudah terkesan lamban dalam menyikapi aksi penangkapan BW atau dalam pencopotan Komjen Suhardi Alius (SA) sebagai Kabareskrim, dan manuver-2 terhadap para pimpinan KPK termasuk Ketuanya, Abraham Samad (AS), tampaknya sejak awal mendukung penuh kubu BG. Kini jelaslah mengapa BH, sebagai Wakapolri, memberikan keleluasaan yang sangat besar kepada Kabareskrim baru, Komjen Budi Waseso (BWs), melakukan berbagai tindakan yg memicu kontroversi di ruang publik. Menjadi  semakin trawoco alias terang benderang bahwa BH, BG, dan BWs ada dlm satu kubu dalam konflik internal elit Polri tsb. Dan kubu inilah yang kini dominan dalam kepemimpinan Polri.

Bisakah Presiden Jokowi (PJ) mengakomodasi harapan dan keinginan rakyat dalam memilih Kapolri baru pengganti BG, jika ternyata situasi internal elite Polri seperti itu? Secara hitung-2an nalar tampaknya berat. Kalau alternatif cakapolri baru yang disodorkan kepada PJ adalah bersuber hanya dari Kompolnas dan Wanjakti Polri saja, bisa diperkirakan figurnya tentu tak jauh-2 dari kubu ini. Dan jika para sponsor poltik utama PJ setuju dg usulan Kompolnas dan BH, maka kesempatan PJ memilih cakapolri yg berasal dari kubu tsb tentunya makin kecil. Sebuah prospek kelabu bagi harapan rakyat untuk mendapat kepemimpinan Polri yg reformis, mandiri, dan mendukung penuh pemberantasan korupsi.


Simak tautan ini:
 

http://nasional.kompas.com/read/2015/02/06/20180041/Badrodin.Akui.Polri.Ajukan.Surat.Permohonan.Sita.Dokumen.Milik.KPK?utm_campaign=popread&utm_medium=bp&utm_source=news
Share:

0 comments:

Post a Comment

THF ARCHIVE

FP GUSDURIANS