Karena itu saya justru heran dengan penyelenggara Kongres itu yg
mengundang MMI, padahal yang hadir adalah Kepala Negara RI dan berbagai
pejabat negara serta tamu-tamu undangan dari negara sahabat. Apakah
karena namanya ada Islamnya, lalu dimasukkan ke dalam bagian ormas Islam
yang diundang, atau memang ada agenda lain? Sebab, tokoh seperti Din
Syamsuddin (DS), yg menjadi Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI)
seharusnya sudah sangat tahu bahwa ormas seperti MMI berada di luar
mainstream ummat Islam yang menerima Konstitusi dan NKRI. Ormas seperti
MMI, NII, JI, dan kelompok-2 pembela kekerasan dan anti Indonesia
semestinya tidak boleh ada dalam forum seperti itu. Lain halnya jika
forum tsb dibuat di luar Indonesia atau memang tidak mengundang
Presiden, Wapres, dan pejabat Negara RI.
Sudah barang tentu MMI akan menggunakan forum tsb utk mempertontonkan eksistensinya, dan jika pameran anti Pancasila dan Konstitusi RI itu berhasil diekspose, tentu merupakan sukses utk dipamerkan kepada kelompok Igaras trans-nasional lain. Saya tak habis pikir dengan nalar dari penyelenggara dan ketidakpekaannya terhadap dinamika gerakan kelompok Igaras di negeri ini. Penyelenggaraan forum yg sejatinya bisa menjadi wahana dan langkah konsolidasi ummat Islam Indonesia untuk menanggulangi kekerasan, termasuk yg mengatasnamakan agama, malah berubah menjadi forum pameran kaum Igaras! Ini jelas bertolak belakang dengan maksud KUI VI tsb, yakni "menunjukkan komitmen umat Islam dalam kehidupan bangsa dan negara" yang antara lain bahwa "Umat Islam selalu bersama pemerintahan yang sah dan konstitusional," seperti kata DS. Ataukah forum ini hanya menjadi manuver politik sebagian elite dan ormas Islam tertentu saja?
Sungguh memprihatinkan!
Simak tautan ini:
http://www.tempo.co/read/news/2015/02/11/078641756/Berdiri-Nyanyi-Indonesia-Raya-MMI-Pengkhianat
Sudah barang tentu MMI akan menggunakan forum tsb utk mempertontonkan eksistensinya, dan jika pameran anti Pancasila dan Konstitusi RI itu berhasil diekspose, tentu merupakan sukses utk dipamerkan kepada kelompok Igaras trans-nasional lain. Saya tak habis pikir dengan nalar dari penyelenggara dan ketidakpekaannya terhadap dinamika gerakan kelompok Igaras di negeri ini. Penyelenggaraan forum yg sejatinya bisa menjadi wahana dan langkah konsolidasi ummat Islam Indonesia untuk menanggulangi kekerasan, termasuk yg mengatasnamakan agama, malah berubah menjadi forum pameran kaum Igaras! Ini jelas bertolak belakang dengan maksud KUI VI tsb, yakni "menunjukkan komitmen umat Islam dalam kehidupan bangsa dan negara" yang antara lain bahwa "Umat Islam selalu bersama pemerintahan yang sah dan konstitusional," seperti kata DS. Ataukah forum ini hanya menjadi manuver politik sebagian elite dan ormas Islam tertentu saja?
Sungguh memprihatinkan!
Simak tautan ini:
http://www.tempo.co/read/news/2015/02/11/078641756/Berdiri-Nyanyi-Indonesia-Raya-MMI-Pengkhianat
0 comments:
Post a Comment