Friday, July 10, 2015

OBROLAN KANG SARMIN DAN YU SAJEM

Malam itu Kang Sarmin (KS), tak bisa tidur nyenyak. Padahal sudah tengah malam. Di atas amben bambunya, tubuh kurus itu gulak-gulik, ke kanan kekiri setiap satu dua menit. Tak ayal lagi, amben yang usianya lebih tua dari KS itu pun menderita dan sesambat 'grat-grit' dan 'kreyat-kreyot' setiap pria yang jabatannya adalah petani gurem itu membalikkan badan. Kontan saja Yu Sajem (YS), sang istri, protes. Pasalnya YS, yg sudah kerja seharian sebagai buruh kebersihan d pasar, ingin bisa menikmati tidur yang paling pol cuma 4 jam karena ia harus bangun lagi sebelum subuh. Ujung-ujungnya, baik KS maupun YS sama-sama jengkel, lalu keduanya bangun.

YS: "Sampean ini jane kenapa sih, Kang? Tidur saja kok ramenya bukan main?"
KS: "Saya juga heran, mbokne. Sudah saya rem-remkan mata ini kok ya masih gak bisa tidur."
YS: "Kebanyakan ngopi ya tadi siang?"
KS: "Boro-boro, wong malah yang ngirim makanan ke sawah tadi lupa bawa kopi kok."
YS: "Lha terus apa, mikirin apa, utang? Utang gak usah dipikir. Kalau ada rejeki ya dibayar kalau gak ada ya sudah. Paling-2 nanti masuk bui toh?"
KS: "Gini loh. Terus terang saya ini dari tadi kepikiran. Sejak habis nonton tipi di rumah Paijo tadi lho."
YS (suara meninggi): "Eee... alaah.. alah. Dadine sampean ini meri gitu to, pengen punya tipi ya. Ya mbok sampean ini ngaca to Kang.. kang, wong buat makan sehari-hari saja...."
KS (memotong): "Wis.. wis... stop. Bukan itu yg bikin saya kepikiran. Tapi acaranya itu lho yg bikin saya mikir-mikir?"
YS: "Acara apa, wong tadi kita cuma lihat setengah jam, itupun acara Pak Jokowi berdialog dengan pengusaha sak Jakarta.  Memangnya sampean mudheng, tah?"
KS: "Lha justru itu, mbokne. Saya kepikiran setelah nonton acara tadi itu, kapan ya ada acara Pak Jokowi berdialog dengan petani gurem seperti kita-kita ini di istana?"
YS: "Huss... gak usah ngoyoworo, pak. Sudah, sekarang tidur lagi sampeyan, siapa tahu nanti ngimpi berdialog di istana dengan Pak Presiden. Wong tani gurem itu ndak penting buat negara. Bajunya saja setahun gak ganti kayak sampean. Macem-macem saja..."
KS: "Lho.. namanya juga kepikiran. Kan sama-sama warganegara, mosok petani gurem tidak pernah ke istana lalu ngobrol dg beliyo. Siapa tahu beliyonya terus ada rasa kasihan sama kita-kita rakyat gurem ini..."
YS: "Zzzzz...Zzzzzz..Zzzzzzz."
KS: "Wee la dalah, jian tenanok mbokne ndewor ini. Diajak ngudo rasa je malah ngorok!"
Share:

0 comments:

Post a Comment

THF ARCHIVE

FP GUSDURIANS