Friday, August 14, 2015

PIDATO YANG IMBANG DARI PRESIDEN JOKOWI

Pidato Presiden Jokowi (PJ) dalam sidang paripurna bersama, DPR dan DPD RI, (14 Agustus 2015), hemat saya cukup seimbang. Di sati pihak PJ menunjukkan bahwa Pemerintahannya, yang berusia 10 (sepuluh) bulan ini, telah dan sedang berupaya serius mewujudkan berbagai program prioritas, namun di pihak lain beliau juga mengakui masih adanya berbagai persoalan besar yang masih harus dipecahkan dan memerlukan kerja keras. Selain beberapa poin keberhasilan dan kesuksesan yang telah diperoleh, PJ menggarisbawahi persoalan-persoalan dasar yang dihadapi, termasuk masalah-masalah struktural (kemandirian ekonomi, kelemahan bidang infrastruktur, kesejahteraan yg masih belum meningkat, gizi buruk, dll) dan kultural (menipisnya kesantunan politik, lemahnya tenggang rasa, kepercayaan pada lembaga publik, eforia kebebasan menggunakan media, dsb).

Karena itu, pesan penting dari pidato PJ hari ini adalah adanya kemauan melakukan  perhitungan (assessment) yang seimbang atau fair antara capaian dan permasalahan fundamental yang perlu dipecahkan oleh Pemerintah. Kemauan seperti ini termasuk jarang ditemukan dalam pidato kenegaraan seorang Presiden, karena biasanya yang lebih ditonjolkan adalah capaian-2, sedang permasalahan dan kelemahan hanya disentuh di permukaan. PJ bahkan cukup terbuka dengan masalah kocok ulang Kabinet yg dilakukannya, dan menganggap kebijakan itu adalah "jembatan terbaik untuk memenuhi janji... pada rakyat, yaitu meningkatkan kesejahteraan dalam perikehidupan mereka." Terselip suatu pesan bahwa pilihan sama bisa jadi akan dilakukan lagi oleh PJ karena dianggap sebagai sebuah cara yang efektif.

Saya menggarisbawahi paradigma pembangunan yang dianut PJ. Dlm pidato ini, beliau secara eksplisit biacar ttg paradigma pembangunan "dari daerah dan desa-desa, dengan meningkatkan produktivitas sumberdaya manusia, memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan digerakkan oleh sikap mental kreatif, inovatif, dan gigih." Pilihan ini tentu berimplikasi pada perombakan pada tataran strategis dan program, karena pada era SBY, paradigma pembangunan yg menjadi arus utama adlh mengulangi model top-down ala Orba ditambah dengan membuka diri dan integrasi pada pasar dunia secara lebih intensif. PJ harus menemukan strategi yang tepat agar transformasi paradigma pembangunan tersebut tidak hanya terhenti pada slogan politik. Sementara itu warganegara akan melihat, merasakan, dan menilai apakah program-2 pembangunan ekonomi yang dilakukan Pemerintah PJ ke depan akan benar-2 memiliki perbedaan kualitatif dibanding pemerintah sebelumnya.

Pidato PJ hari ini menampilkan sebuah kepercayaan diri yang besar, sekaligus kesadaran akan masih banyaknya tantangan. Bravo Presiden Jokowi!

Selamat Ulang Tahun Kemerdekaan RI ke 70 (1945-2015).

Simak tautan ini:



http://news.detik.com/berita/2991893/ini-pidato-kenegaraan-perdana-presiden-jokowi-selengkapnya
Share:

0 comments:

Post a Comment

THF ARCHIVE

FP GUSDURIANS