Saturday, September 26, 2015

PERLUNYA MANAJEMEN HAJI YANG BERSIFAT INTERNASIONAL

Kita sebagai bangsa Indonesia dan juga sebagai ummat Islam sudah pasti sangat berduka dengan terjadinya insiden maut di Mina dan sebalumnya kecelakaan crane di Makkah. Keduanya telah merenggut nyawa para jemaah Haji dari Indonesia dan bahkan, dalam peristiwa Mina, jumlahnya pun belum bisa dipastikan. Kabar yang beredar dan resmi dari Kemenag adalah 225 jemaah haji Indonesia masih dalam status hilang, sementara yang dipastikan meninggal dunia juga makin bertambah.

Kita tentu berhak mempertanyakan kejadian seperti ini, yaitu kecelakaan fatal di Mina, terulang lagi kendati Pemerintah Saudi telah melakukan pembangunan infrastruktur yang bisa dibilang "luar biasa" dan terus berkesinambungan itu. Walaupun sangat tidak layak utk menyalahkan para "tamu Tuhan" itu, namun sedikit banyak harus ada semacam evaluasi terhadap penyelenggaraan ibadah Haji. Dan itu jelas bukan hanya utk Indonesia. Bahkan kalau menurut pengalaman saya, hasil bacaan, dan pandangan berbagai para pakar terkait pelaksanaan haji ini, jemaah Indonesia bisa dikategorikan sebagai yang terbaik dalam ketertiban dan disiplin serta kerapian dalam prosesi ibadah Haji. Namun fakta menunjukkan mereka selalu menjadi bagian dari korban yang cukup massif. Sayangnya kita sebagai bangsa tidak bisa berbuat banyak, sama halnya dg Pemerintah RI, karena kendala-kendala yang terkait dengan sistem negara ybs.

Saya hanya bisa menyumbangkan pemikiran, barangkali sudah saatnya dilakukan suatu manajemen haji yang bersifat lintas-negara atau internasional agar Pemerintah Saudi tidak menjadi satu-satunya pihak yang menentukan dan mengatur serta imun dari pengawasan internasional, khususnya negara-2 yang memiliki jemaah Haji yang sangat besar jumlahnya seperti Indonesia, Turki, Iran, Malaysia, India, Pakistan, dll. Manajemen seperti ini tentu tidak boleh mengganggu kedaulatan negara Saudi Arabia atau mengintervensi kebijakan-2 nasionalnya. Yang menjadi kepedulian utama adalah menciptakan sistem yang komprehensif serta peka terhadap keperluan para jamaah Haji, khusunya dalam masalah keamanan mereka. Selama ini manajemen urusan Haji adalah mutlak monopoli Pemerintah Saudi Arabia, tetapi hal itu barangkali bisa juga direvisi dengan memberikan peluang negara-2 lain ikut terlibat. Setidaknya memberikan masukan-2 yang produktif dan efektif utk memperbaiki sistem yang ada.

Mungkin usulan ini agak naif dan susah utk menembus tembok tebal yg namanya kebanggaan dan harga diri negara. Namun rasanya tanpa ada sebuah perubahan dalam sistem manajemen Haji pda tataran internasional kasus-2 kecelakaan dan semacamnya akan tetap menjadi persoalan serius di masa depan. Apalagi jika kita membayangkan bahwa kecelakaan-2 semacam itu adalah bagian dari rekayasa dan intervensi dari kekuatan-2 dari luar maupun dari dalam.

Innalillahi wa inna ilaihi roji'un, semoga para hujjaj korban kecelakaan di Makkah dan Mina mendapat tempat yang layak di sisi Allah swt, dan haji mereka mabrur. Amin...
Simak tautan ini:
Share:

0 comments:

Post a Comment

THF ARCHIVE

FP GUSDURIANS