Kocok ulang Kabinet Kerja (KK) akhirnya akan diumumkan oleh Presiden Jokowi (PJ). Sejatinya peristiwa ini sudah diprediksi dan diantisipasi lama oleh banyak pihak menyusul perombakan Kabinet pada 2015 lalu yang masih menyisakan sejumlah pertanyaan dan bahkan sumber kontroversi politik. PJ pun tidak menyangkal secara terus terang bahwa kocok ulang KK tak akan terjadi. Hanya soal waktunya saja yang belum dianggap tepat karena berbagai pertimbangan. Itu sebabnya isu reshuffle kemudian marak sampai pertengahan tahun 2016 ini dan bergabungnya parpol-parpol yang semula dalam barisan oposisi ke dalam barisan pendukung PJ merupakan variabel yang juga perlu dipertimbangkan masak-masak.
Kocok ulang KK jilid 2 ini merupakan salah satu petunjuk bahwa PJ semakin kokoh dan 'comfortable' di dalam mengendalikan manajemen politik di Istana. Hal ini akan berdampak positif bagi Pemerintahan PJ ke depan, khususnya dalam pengendalian dan koordinasi para Menteri yang selama dua tahun terakhir banyak menuai kritik. Sudah merupakan pengetahuan publik bahwa PJ memerlukan waktu setahun lamanya untuk melakukan konsolidasi internal karena perimbangan kekuatan politik yang belum stabil. Kekuatan parpol dan tokoh-tokoh elit partai yang mendukung beliau lebih merupakan 'liability' ketimbang 'asset' untuk membentuk sebuah tim kerja yang efektif.
Kemampuan PJ untuk menciptakan stabilitas dlm relasi antara Istana dan Parlemen, disusul dengan keberhasilan mengendalikan parpol-parpol pendukung dan, yang terakhir, memperlemah kekuatan opisisi melalui akomodasi terhadap parpol-parpol oposisi (PPP, PAN, dan Golkar) berkontribusi positif terhadap terjadinya stabilitas tsb. Kini PJ tidak lagi dengan mudah didikte oleh parpol pendukungnya, khususnya PDIP, dalam membuat keputusan-2 strategis, dan juga terganggu oleh parpol oposisi di Perlemen yang sudah mengalami pelemahan secara signifikan. Pada saat yang sama, PJ juga bisa mengimbangi berbagai manuver dari dalam serta semakin mampu membentuk sebuah tim yang chemistrynya kuat.
Tentu saja perombakan KK bukan satu-2nya jaminan bahwa Pemerintahan PJ akan mulus tanpa gejolak sampai akhir masa jabatan beliau pada 2019. Pada akhirnya kinerja KK pasca reshuffle jilid 2 nantilah yg akan sangat menentukan, khususnya dalam bidang ekonomi dan peningkatan pemerataan kesejahteraan masyarakat di lapis bawah. Kendati secara umum kepuasan publik thd kinerja PJ ukup baik, tetapi di sektor ekonomi dan kesejahteraan ini masih tetapi belum beranjak banyak. Ini berarti jika personil KK masih lebih beorientasi kepada politik akomodasi thd parpol, apalagi jika merupakan pertukaran politik (political trade off) bagi parpol-2 'pendatang baru', maka PJ meriskir terbukanya potensi kegaduhan baru yang akan mengganggu kinerja KK.
Kita menunggu pengumuman reshuffle kabinet oleh PJ dengan satu harapan: meningkatnya kualitas kinerja KK demi kepentingan bangsa dan negara serta kesejahteraan rakyat. Bukan kepentingan dan kesejahteraan parpol dan para pemilik modal besar semata.
Simak tautan ini:
0 comments:
Post a Comment